Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara Asrun Lio mengatakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan momen untuk meningkatkan standar mutu pelayanan satuan pendidikan.
"Kita harus memastikan bahwa tidak ada siswa yang tidak bersekolah karena faktor ekonomi," kata dia usai memimpin upacara Hardiknas di Kendari, Minggu.
Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat terus mendorong anak-anak di daerah itu bisa mendapatkan pendidikan melakukan program Sultra Cerdas, baik mereka yang berprestasi maupun yang tidak mampu.
"Bantuan pendidikan melalui beasiswa Sultra Cerdas kita memberikan beasiswa kepada siswa-siswa yang berprestasi. Ada juga siswa yang tidak mampu kita berikan juga program-program bantuan agar mereka tidak berhenti belajar hanya karena keadaan ekonomi," ujar dia.
Pihaknya juga menyediakan bantuan stimulus pendidikan khusus yang menjadi wewenangnya, yakni tingkat SMA, SMK, dan SLB namun terbatas yaitu program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Bank Sultra.
Pemerintah daerah setempat juga telah bekerja sama dengan Sampoerna University terkait dengan program bantuan beasiswa penuh kepada putra daerah terpilih yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi hingga S3.
"Program ini memberikan bantuan beasiswa penuh. Semua yang terkait dengan biaya penyelenggaraan pendidikan ditanggung oleh beasiswa tersebut. Dengan skema kesepakatan yaitu 1 banding 1 artinya kalau kita merekrut 10 siswa yang sekolah di Sampoerna University berarti skema pembiayaannya adalah 5 dibiayai oleh provinsi dan 5 dibiayai oleh pihak Sampoerna," jelasnya.
Asrun juga menyampaikan bahwa bentuk pelayanan minimal pada program pendidik dan tenaga kependidikan juga terus ditingkatkan. Pemerintah setempat telah bekerja dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dalam bentuk teacher learning center (TLC) untuk membekali tenaga pendidik sehingga mereka semakin baik dalam mengajar di situasi pandemi COVID-19.
"Program pendidik dan tenaga kependidikan itu bukan hanya pemenuhan jumlah guru, untuk mengatasi kekurangan guru di sekolah, tetapi kita juga berupaya untuk meng-'upgrade' pengetahuan mereka supaya mereka bisa memiliki keterampilan mengajar yang mumpuni," ujar dia.
Selain kedua hal tersebut, Asrun menyampaikan dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan juga harus dipastikan bahwa sarana dan perasaan pembelajaran di satuan pendidikan itu sesuai dengan standar pelayanan minimal.
Ia juga menyampaikan pada masa pandemi COVID-19 saat ini banyak siswa yang melakukan proses pembelajaran di rumah masing-masing.
Oleh karena itu, ia berharap peran orang tua juga mendukung untuk terus memotivasi anak-anaknya sehingga semangat dalam belajar.
"Dalam masa pandemi ini kita belum menerapkan pembelajaran tatap muka seperti biasanya dulu, tetapi pembelajaran tatap muka terbatas pada wilayah kita yang zonanya sudah hijau dan atau kuning, maka itu nanti kita akan berikan ruang untuk melakukan pembelajaran tatap muka sesuai dengan protokol kesehatan," jelas Asrun Lio.
"Kita harus memastikan bahwa tidak ada siswa yang tidak bersekolah karena faktor ekonomi," kata dia usai memimpin upacara Hardiknas di Kendari, Minggu.
Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat terus mendorong anak-anak di daerah itu bisa mendapatkan pendidikan melakukan program Sultra Cerdas, baik mereka yang berprestasi maupun yang tidak mampu.
"Bantuan pendidikan melalui beasiswa Sultra Cerdas kita memberikan beasiswa kepada siswa-siswa yang berprestasi. Ada juga siswa yang tidak mampu kita berikan juga program-program bantuan agar mereka tidak berhenti belajar hanya karena keadaan ekonomi," ujar dia.
Pihaknya juga menyediakan bantuan stimulus pendidikan khusus yang menjadi wewenangnya, yakni tingkat SMA, SMK, dan SLB namun terbatas yaitu program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Bank Sultra.
Pemerintah daerah setempat juga telah bekerja sama dengan Sampoerna University terkait dengan program bantuan beasiswa penuh kepada putra daerah terpilih yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi hingga S3.
"Program ini memberikan bantuan beasiswa penuh. Semua yang terkait dengan biaya penyelenggaraan pendidikan ditanggung oleh beasiswa tersebut. Dengan skema kesepakatan yaitu 1 banding 1 artinya kalau kita merekrut 10 siswa yang sekolah di Sampoerna University berarti skema pembiayaannya adalah 5 dibiayai oleh provinsi dan 5 dibiayai oleh pihak Sampoerna," jelasnya.
Asrun juga menyampaikan bahwa bentuk pelayanan minimal pada program pendidik dan tenaga kependidikan juga terus ditingkatkan. Pemerintah setempat telah bekerja dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dalam bentuk teacher learning center (TLC) untuk membekali tenaga pendidik sehingga mereka semakin baik dalam mengajar di situasi pandemi COVID-19.
"Program pendidik dan tenaga kependidikan itu bukan hanya pemenuhan jumlah guru, untuk mengatasi kekurangan guru di sekolah, tetapi kita juga berupaya untuk meng-'upgrade' pengetahuan mereka supaya mereka bisa memiliki keterampilan mengajar yang mumpuni," ujar dia.
Selain kedua hal tersebut, Asrun menyampaikan dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan juga harus dipastikan bahwa sarana dan perasaan pembelajaran di satuan pendidikan itu sesuai dengan standar pelayanan minimal.
Ia juga menyampaikan pada masa pandemi COVID-19 saat ini banyak siswa yang melakukan proses pembelajaran di rumah masing-masing.
Oleh karena itu, ia berharap peran orang tua juga mendukung untuk terus memotivasi anak-anaknya sehingga semangat dalam belajar.
"Dalam masa pandemi ini kita belum menerapkan pembelajaran tatap muka seperti biasanya dulu, tetapi pembelajaran tatap muka terbatas pada wilayah kita yang zonanya sudah hijau dan atau kuning, maka itu nanti kita akan berikan ruang untuk melakukan pembelajaran tatap muka sesuai dengan protokol kesehatan," jelas Asrun Lio.