Kendari (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menginstruksikan jajarannya di Sulawesi Tenggara agar membuat program pembiayaan untuk memerangi rentenir dan investasi ilegal yang saat ini marak terjadi secara daring (online).
"Mestinya ada program pembiayaan yang memerangi rentenir, jangan sampai masyarakat terjerat dengan rentenir," kata Wimboh ketika memberikan sambutan pada penandatanganan naskah perjanjian hibah daerah dan berita acara serah terima hibah aset miliki Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara kepada Otoritas Jasa Keuangan, di Kendari, Jumat.
Proses penandatanganan naskah hibah tersebut dipimpin Gubernur Sultra Ali Mazi kepada Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan dihadiri Sekda Sultra Nur Endang Abbas, Kepala OJK Sultra Mohammad Fredly Nasution, Kepala BPKAD Sultra Hj Isma, Danrem 143/Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan, pejabat OJK pusat dan Sultra termasuk tamu undangan lainnya.
Wimboh juga menyampaikan agar pentingnya dilakukan edukasi kepada masyarakat agar bisa mendapatkan akses pembiayaan yang mudah dan cepat namun tidak terjerat terhadap iming-iming investasi yang tidak resmi atau ilegal.
"Banyak sekali sekarang investasi-investasi yang marak melalui online, ini edukasi masyarakat harus dilakukan," ujar dia.
Selain itu, ia juga menyarankan agar pelajar yang duduk di bangku SMP perlu diedukasi sehingga mereka bisa mulai belajar untuk menabung sejak dini dengan bekerja sama dengan perbankan.
"Edukasi ini perlu dilakukan, bagaimana seluruh anak SMP bisa mendapatkan tabungan secara elektronik. Untuk simpanan pertamanya gratis dulu. Memang tidak banyak tapi untuk mancing saja sehingga nanti anak-anak mempunyai tabungan sehingga nanti uang sakunya sebagian bisa ditabung," jelasnya.
Menurutnya tidak ada lagi alasan bagi OJK Sulawesi Tenggara untuk tidak berinovasi apalagi telah mendapat hibah tanah dan bangunan dari pemerintah setempat.
Wimboh menegaskan hal itu sebagai bentuk dukungan untuk membantu Pemerintah Sulawesi Tenggara sehingga ekonomi masyarakat di provinsi tersebut semakin tumbuh dan berkembang.
Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan bahwa OJK memiliki program Bank Wakaf Mikro (BWM) yang saat ini telah terbentuk di 60 titik se-Indonesia. Masyarakat bisa memanfaatkan bank tersebut untuk mendapatkan bantuan modal usaha kelompok dengan biaya administrasi 3 persen per tahun.
"Ongkosnya hanya 3 persen setahun, dengan bentuk kelompok 20 orang saja dan nanti dibina produksinya apa. Di Sulawesi Tenggara saya dengar ada banyak produk unggulan seperti kacang mete, nanti packing-nya bahkan nanti sampai bagaimana penjualannya kita punya program yang namanya marketplace," ujar dia.
"Mestinya ada program pembiayaan yang memerangi rentenir, jangan sampai masyarakat terjerat dengan rentenir," kata Wimboh ketika memberikan sambutan pada penandatanganan naskah perjanjian hibah daerah dan berita acara serah terima hibah aset miliki Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara kepada Otoritas Jasa Keuangan, di Kendari, Jumat.
Proses penandatanganan naskah hibah tersebut dipimpin Gubernur Sultra Ali Mazi kepada Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan dihadiri Sekda Sultra Nur Endang Abbas, Kepala OJK Sultra Mohammad Fredly Nasution, Kepala BPKAD Sultra Hj Isma, Danrem 143/Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan, pejabat OJK pusat dan Sultra termasuk tamu undangan lainnya.
Wimboh juga menyampaikan agar pentingnya dilakukan edukasi kepada masyarakat agar bisa mendapatkan akses pembiayaan yang mudah dan cepat namun tidak terjerat terhadap iming-iming investasi yang tidak resmi atau ilegal.
"Banyak sekali sekarang investasi-investasi yang marak melalui online, ini edukasi masyarakat harus dilakukan," ujar dia.
Selain itu, ia juga menyarankan agar pelajar yang duduk di bangku SMP perlu diedukasi sehingga mereka bisa mulai belajar untuk menabung sejak dini dengan bekerja sama dengan perbankan.
"Edukasi ini perlu dilakukan, bagaimana seluruh anak SMP bisa mendapatkan tabungan secara elektronik. Untuk simpanan pertamanya gratis dulu. Memang tidak banyak tapi untuk mancing saja sehingga nanti anak-anak mempunyai tabungan sehingga nanti uang sakunya sebagian bisa ditabung," jelasnya.
Menurutnya tidak ada lagi alasan bagi OJK Sulawesi Tenggara untuk tidak berinovasi apalagi telah mendapat hibah tanah dan bangunan dari pemerintah setempat.
Wimboh menegaskan hal itu sebagai bentuk dukungan untuk membantu Pemerintah Sulawesi Tenggara sehingga ekonomi masyarakat di provinsi tersebut semakin tumbuh dan berkembang.
Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan bahwa OJK memiliki program Bank Wakaf Mikro (BWM) yang saat ini telah terbentuk di 60 titik se-Indonesia. Masyarakat bisa memanfaatkan bank tersebut untuk mendapatkan bantuan modal usaha kelompok dengan biaya administrasi 3 persen per tahun.
"Ongkosnya hanya 3 persen setahun, dengan bentuk kelompok 20 orang saja dan nanti dibina produksinya apa. Di Sulawesi Tenggara saya dengar ada banyak produk unggulan seperti kacang mete, nanti packing-nya bahkan nanti sampai bagaimana penjualannya kita punya program yang namanya marketplace," ujar dia.