Kendari (ANTARA) - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Sultra, menggelar Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1442 H/2021 M di Masjid Amal Bhakti Kanwil Kemenag Sultra, Jumat.

"Pada momentum ini, saya perlu sampaikan tentang pentingnya konsep moderasi beragama berlaku bagi semua umat manusia. Moderat yang dimaksud adalah dalam 
pemahaman, sikap dan perilaku. Semoga melalui peringatan Israj Mi'raj ini, kualitas iman kita semakin baik, hubungan persaudaraan seagama dan sesama manusia makin harmonis," kata Kakanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad saat memberikan sambutan.

Ia menjelaskan, Muhammad adalah Nabi pertama dan utama yang merubah peradaban manusia. Rasulullah adalah sosok yang moderat dan bijaksana, mampu membentuk masyarakat madani yang sejahtera, aman dan damai serta senantiasa mengembangkan toleransi dan menciptakan keadilan. 

"Esensi dari peristiwa Isra Mi'raj ini, manusia harus meyakini jika kekuatan dan kekuasaan Allah SWT tidak terbatas, dan tidak dipengaruhi ruang dan waktu. Peristiwa Perjalanan Rasulullah SAW menempuh ribuan kilometer dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian menembus langit ketujuh hingga ke Sidratul Muntaha dalam sepertiga malam, adalah sebagian dari tanda kekuasaan Allah SWT," kata Kakanwil Kemenag SUltra, Fesal Musaad.

Kakanwil menegaskan, jika Islam adalah agama yang memberikan rahmat bagi semesta alam, sehingga umat Islam harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan, senantiasa menjalin hubungan vertikal dan horizontal yang baik.

Ia menyebut tiga pesan moral yang bisa dipetik dari peristiwa Isra Mi'raj yakni pertama, memelihara hubungan yang baik dengan sesama manusia, memelihara hubungan yang baik dengan Allah SWT dan senantiasa meyakini kebesaran Allah SWT.

"Saya mengajak kita semua untuk berkarakter Islam wasathiyah, menampilkan wajah islam yang damai, toleran dan senantiasa memberikan kesejukan. ASN Kemenag sudah sepatutnya menjadi agen moderasi dan pembawa kedamaian," pungkasnya.

Sebelumnya, dalam Hikmah Isra Mi'raj yang dibawakan oleh KH. Djakri Nappu, disebutkan jika Isra Mi'raj merupakan seleksi manusia mana yang percaya dan meyakini serta mana yang ragu-ragu dan menentang.

"Peristiwa Isra Mi'raj merupakan kejadian luar biasa yang dialami Rasulullah SAW. Ini adalah momen perjalanan panjang dari Masjidil Haram di Makah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Kemudian Rasulullah naik ke langit ketujuh hingga ke Sidratul Muntaha hanya dalam sepertiga malam. Hal ini sulit dipercaya oleh akal, kecuali dengan keimanan," sambungnya.

Djakri Nappu menjelaskan, pada peristiwa inilah Rasulullah SAW menerima perintah sholat lima waktu. Satu-satunya perintah yang diterima langsung dari Allah SWT.

"Karena sholat adalah perkara utama dan merupakan tiang agama. Siapa yang menegakkan sholat, maka ia menegakkan agamanya. Dan siapa yang meninggalkan sholat, maka ia menghancurkan agamanya," pungkasnya.

Peringatan Isra Mi'raj yang mengusung tema "Spirit Isra Mi'raj Membangun Moderasi Beragama Menuju Sultra yang Aman, Sejahtera dan Bermartabat" tersebut, dihadiri Kakanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad, Ketua DWP Kanwil Kemenag Sultra, Djenabun Fesal Musaad, Ketua MUI Sultra, KH. Mursyidin, pejabat dan ASN serta pengurus DWP lingkup Kanwil Kemenag Sultra.


 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024