Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara mengingatkan masyarakat agar mewaspadai dampak cuaca yang berpotensi memicu peningkatan gelombang tinggi khususnya di perairan Selat Mekongga.

Pengamat Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera Ny Hijrah K Musgamy di Kolaka, Selasa, mengatakan selain dampak cuaca dan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang bisa memicu ketinggian gelombang laut.

"BMKG sudah mengeluarkan saran pelayaran kepada seluruh pengguna transportasi laut atau nelayan guna memperhatikan dan waspada terhadap gelombang tinggi demi keselamatan pelayaran," kata Hijrah.

Ia menyampaikan, dengan kondisi cuaca saat ini, kapal nelayan yang sering keluar mencari nafkah di laut harus memperhatikan ketinggian gelombang laut serta angin kencang yang terkadang datang secara tiba-tiba.

"Kalau kecepatan angin mencapai 15 knot dan ketinggian gelombang laut berkisar 1,25 meter sebaiknya nelayan tidak melaut dulu demi keselamatan," ujar dia.

Begitu juga, lanjutnya, kapal feri juga harus waspada ketika ketika kecepatan angin berkisar 21 knot serta ketinggian gelombang laut mencapai 2,5 meter agar tidak melakukan perjalanan laut sementara.

"Prakiraan gelombang Teluk Bone bagian Utara Teluk Bone bagian Selatan secara umum kategori rendah (0.5 – 1.25m), namun berpotensi kategori sedang (1.25 – 2.5 m) pada tanggal 18-19 Februari 2021 dan secara umum kategori sedang (1.25 – 2.5 m)," jelasnya.

Sementara prakiraan cuaca, lanjut Hijrah, tanggal 16-22 Februari 2021 secara umum kondisi cuaca di wilayah Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur, dan kolaka Utara diprakirakan berawan hingga hujan ringan.

Ia menyebutkan, potensi hujan dengan intensitas sedang diprakirakan terjadi di kecamatan Pomalaa,Tanggetada, Watubangga, Lambai,Ranteangin, Wawo, Iwoimenda, Latambaga, Ueesi, Uluiwoi, Tinondo dan Mowewe.

"Kalau hujan dengan potensi hujan intensitas lebat diprakirakan terjadi di Kecamatan Wolo dan Samaturu," pungkas Hijrah.

Pewarta : Darwis Sarkani
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024