Kendari (ANTARA) - Basarnas Kendari melatih sebanyak 30 anggota Pramuka di Kota Kendari, Sulawsi Tenggara (Sultra) tentang cara pencarian dan pemberian pertolongan jika terjadi bencana atau keadaan darurat.
Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Senin mengatakan pelatihan pencarian dan pertolongan bagi Pramuka yang dilaksanakan tersebut guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi keadaan darurat.
"Kegiatan pelatihan ini sebagai wadah pertukaran informasi tentang pencarian dan pertolongan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pencarian dan pertolongan kepada adik-adik Pramuka," katanya.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut dilaksanakan selama tiga hari terhitung sejak 15-17 Februari 2021 bertempat di Kantor Basarnas Kendari.
Rincian peserta di antaranya Gugus Depan (Gudep) Avignam Jagat Samagram sembilan orang, Gudep Haluoleo dua orang, Gudep BJ Habibie dan Hasri Ainun dua orang, Gudep Pembangunan dua orang.
Selanjutnya, Satuan Karya (Saka) Bakti Husada dua orang, Gudep Tunas Medika du orang, Gudep Taridala Wealanda dua orang, Gudep Wolter Monginsidi dua orang, Gudep Bina Niaga satu orang, Gudep Bina Karya dua orang, Pramuka Peduli Kwarcab Kendari dua orang, dan DKR Poasia Kwarcab Kendari dua orang.
Ia menjelaskan materi yang akan diajarkan di antaranya substansi Basarnas, peran potensi dalam operasi SAR, manajemen operasi SAR, Kepramukaan, pengantar Medical First Responder (MFR), pembuatan tandu darurat/pemindahan korban, penanganan pendarahan dan patah tulang, banjir dan longsor, gempa bumi dan tsunami, peta dan kompas, bivak, "survival", pedoman keselamatan di air, metode pertolongan di air dan "self rescue".
Puluhan anggota Pramuka mengikuti pelatihan pencarian dan pertolongan di Basarnas Kendari, Senin (15/2/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Basarnas Kendari)
Ia berharap, anggota pramuka yang mengikuti kegiatan tersebut memiliki pola pikir yang sama tentang pencarian dan pertolongan serta senantiasa meningkatkan kesiapsiagaan diri dan lingkungan guna menghadapi kondisi kedaruratan baik pada kecelakaan, bencana maupun kondisi membahayakan jiwa manusia di lingkungan masing-masing.
"Kegiatan ini adalah bagian dari budaya hidup di lingkungan kita masing-masing, sehingga kita dapat menjadi bangsa yang kuat dan siap menghadapi apapun jenis musibah yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita di masa yang akan datang," katanya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19 dan mendapat surat rekomendasi dari Satgas COVID-19 dimana sehari sebelum kegiatan telah dilaksanakan tes cepat kepada seluruh peserta, instruktur dan panitia pelaksana, demikian Aris Sofingi.
Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Senin mengatakan pelatihan pencarian dan pertolongan bagi Pramuka yang dilaksanakan tersebut guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi keadaan darurat.
"Kegiatan pelatihan ini sebagai wadah pertukaran informasi tentang pencarian dan pertolongan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pencarian dan pertolongan kepada adik-adik Pramuka," katanya.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut dilaksanakan selama tiga hari terhitung sejak 15-17 Februari 2021 bertempat di Kantor Basarnas Kendari.
Rincian peserta di antaranya Gugus Depan (Gudep) Avignam Jagat Samagram sembilan orang, Gudep Haluoleo dua orang, Gudep BJ Habibie dan Hasri Ainun dua orang, Gudep Pembangunan dua orang.
Selanjutnya, Satuan Karya (Saka) Bakti Husada dua orang, Gudep Tunas Medika du orang, Gudep Taridala Wealanda dua orang, Gudep Wolter Monginsidi dua orang, Gudep Bina Niaga satu orang, Gudep Bina Karya dua orang, Pramuka Peduli Kwarcab Kendari dua orang, dan DKR Poasia Kwarcab Kendari dua orang.
Ia menjelaskan materi yang akan diajarkan di antaranya substansi Basarnas, peran potensi dalam operasi SAR, manajemen operasi SAR, Kepramukaan, pengantar Medical First Responder (MFR), pembuatan tandu darurat/pemindahan korban, penanganan pendarahan dan patah tulang, banjir dan longsor, gempa bumi dan tsunami, peta dan kompas, bivak, "survival", pedoman keselamatan di air, metode pertolongan di air dan "self rescue".
Ia berharap, anggota pramuka yang mengikuti kegiatan tersebut memiliki pola pikir yang sama tentang pencarian dan pertolongan serta senantiasa meningkatkan kesiapsiagaan diri dan lingkungan guna menghadapi kondisi kedaruratan baik pada kecelakaan, bencana maupun kondisi membahayakan jiwa manusia di lingkungan masing-masing.
"Kegiatan ini adalah bagian dari budaya hidup di lingkungan kita masing-masing, sehingga kita dapat menjadi bangsa yang kuat dan siap menghadapi apapun jenis musibah yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita di masa yang akan datang," katanya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19 dan mendapat surat rekomendasi dari Satgas COVID-19 dimana sehari sebelum kegiatan telah dilaksanakan tes cepat kepada seluruh peserta, instruktur dan panitia pelaksana, demikian Aris Sofingi.