Gorontalo (ANTARA) - Banjir merendam tiga desa di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Sabtu pagi.
Ratusan rumah warga di Desa Bubode, Leyao dan Milango terendam banjir mencapai ketinggian dada orang dewasa.
"Kami kaget sebab banjir kali ini sungguh berbeda, datangnya sangat tiba-tiba dan berarus deras," ujar Melan Dunggio, warga Desa Milango Kecamatan Tomilito.
Banjir mulai merendam permukiman warga sekitar pukul 06.30 Wita. "Curah hujan sangat tinggi sejak Jumat malam, mulai mengguyur mulai pukul 20.00 Wita," katanya.
Arus air datang dari wilayah Desa Leyao dan cukup deras. Warga rata-rata kesulitan menyelamatkan hewan ternak. Bahkan dua kepala keluarga di Dusun Milango Bawah, sulit mengungsi akibat berarus deras.
Air masuk ke dalam rumah mencapai ketinggian lutut orang dewasa, padahal tinggi pondasi rumah mencapai 1 meter.
Sementara itu, Kepala Desa Milango Eman Kadir mengatakan, hujan masih mengguyur desa tersebut. Banjir merendam permukiman dengan ketinggian bervariasi.
Bahkan meluas hingga di permukiman yang berada di ketinggian.
Beberapa titik lokasi tanggul jebol diperkirakan menjadi penyebab meluasnya banjir, juga akibat meluapnya daerah aliran sungai (DAS) Leyao hingga Milango.
Ia berharap, pemerintah daerah melakukan percepatan penanganan mengingat curah hujan yang masih tinggi di wilayah tersebut. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan jika curah hujan tetap tinggi.
"Apalagi banjir berarus deras sebelumnya tidak pernah terjadi di desa ini," ungkapnya.
Semua rumah di desa itu terendam katanya, termasuk fasilitas rumah ibadah, kantor desa dan sekolah.
"Kami sangat memerlukan bantuan untuk evakuasi warga khususnya di Dusun Milango Bawah yang berada di hilir DAS Milango," imbuhnya.
Pemerintah desa mencatat lima kali peristiwa banjir merendam Desa Milango, sejak awak Januari 2021.*
Ratusan rumah warga di Desa Bubode, Leyao dan Milango terendam banjir mencapai ketinggian dada orang dewasa.
"Kami kaget sebab banjir kali ini sungguh berbeda, datangnya sangat tiba-tiba dan berarus deras," ujar Melan Dunggio, warga Desa Milango Kecamatan Tomilito.
Banjir mulai merendam permukiman warga sekitar pukul 06.30 Wita. "Curah hujan sangat tinggi sejak Jumat malam, mulai mengguyur mulai pukul 20.00 Wita," katanya.
Arus air datang dari wilayah Desa Leyao dan cukup deras. Warga rata-rata kesulitan menyelamatkan hewan ternak. Bahkan dua kepala keluarga di Dusun Milango Bawah, sulit mengungsi akibat berarus deras.
Air masuk ke dalam rumah mencapai ketinggian lutut orang dewasa, padahal tinggi pondasi rumah mencapai 1 meter.
Sementara itu, Kepala Desa Milango Eman Kadir mengatakan, hujan masih mengguyur desa tersebut. Banjir merendam permukiman dengan ketinggian bervariasi.
Bahkan meluas hingga di permukiman yang berada di ketinggian.
Beberapa titik lokasi tanggul jebol diperkirakan menjadi penyebab meluasnya banjir, juga akibat meluapnya daerah aliran sungai (DAS) Leyao hingga Milango.
Ia berharap, pemerintah daerah melakukan percepatan penanganan mengingat curah hujan yang masih tinggi di wilayah tersebut. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan jika curah hujan tetap tinggi.
"Apalagi banjir berarus deras sebelumnya tidak pernah terjadi di desa ini," ungkapnya.
Semua rumah di desa itu terendam katanya, termasuk fasilitas rumah ibadah, kantor desa dan sekolah.
"Kami sangat memerlukan bantuan untuk evakuasi warga khususnya di Dusun Milango Bawah yang berada di hilir DAS Milango," imbuhnya.
Pemerintah desa mencatat lima kali peristiwa banjir merendam Desa Milango, sejak awak Januari 2021.*