Kendari (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Tenggara mulai melaksanakan vaksinasi COVID-19 ditandai dengan pencanangan di Atula RSUD Bahteramas, Kota Kendari, yang dihadiri Gubernur, Wakil Gubernur, Forkopimda, Sekretaris Daerah dan sejumlah kepala OPD.

Rilis Dinas Komunikasi dan Informatika Sultra di Kendari, Kamis, menyebutkan 13 orang penerima vaksin perdana yang dilaksanakan Pemprov Sultra adalah Rektor Universitas Halu Oleo Muhammad Zamrun menjadi orang pertama yang divaksin

Disusul Asisten Bidang Pemerintahan Pemprov Sultra Basiran, dan perwakilan tenaga kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra dr. Tety Yuniarty.

Berturut-turut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Ridwan Badallah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi La Ode Muhammad Ali Haswandy, dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Muhammad Yusuf.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Abdul Halim Momo, Kepala Bagian Kesra Musdar, Kepala Bagian Rumah Tangga Idris, Kepala Seksi Perencanaan Dinas Kesehatan Abdul Gafur A. Ismail.

Dari tari tokoh agama, masing-masing I Nyoman Sudiana (Hindu), Marthen Sambira (Kristen), dan Ni Made Budiasih (Budha).

Dalam laporannya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Sultra Usnia mengatakan, pelaksanaan pencanangan vaksinasi COVID-19 di Sultra serentak dengan 34 provinsi se-Indonesia sebagaimana instruksi Menteri Dalam Negeri bertanggal 5 Januari 2021.

“Pelaksanaan di Sultra tersebar di dua daerah, yakni Kota Kendari dan Kabupaten Konawe, yang merupakan daerah penyangga Sultra,” kata Usnia.

Mereka yang menjalani vaksinasi perdana di Sultra sebanyak 33 orang yang berasal dari kalangan pejabat dan tokoh agama, dengan masing-masing rincian 13 orang di Pemprov Sultra, 10 orang di Pemerintah Kota Kendari, dan 10 orang di Pemerintah Kabupaten Konawe.

Total jumlah tenaga kesehatan (termasuk pejabat dan tokoh agama) yang divaksin di Sultra pada periode pertama ini sebanyak 5.950 orang dengan rincian sebanyak 4.150 orang di Kota Kendari dan 1.800 orang di Kabupaten Konawe.

Gubernur Sultra Ali Mazi dalam sambutannya mengungkapkan tanpa intervensi kesehatan yang cepat dan tepat, diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus COVID-19 akan memerlukan perawatan di rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian yang diperkirakan mencapai 250 ribu kematian.

"Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan, namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan, yaitu melalui upaya vaksinasi," kata Gubernur.

Menurut Gubernur, vaksinasi bertujuan mengurangi penularan, menurunkan angka kesakitan dan kematian, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat, dan melindungi masyarakat agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.

Pelaksanaan pencanangan vaksinasi COVID-19 sebagai wujud Sultra siap melaksanakan dan menyukseskan pelaksanaan vaksinasi.

Gubernur meminta agar Satgas COVID-19, dinas kesehatan, dan seluruh stakeholder baik di pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta seluruh komponen masyarakat untuk semangat berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan vaksinasi COVID--19.

“Pastikan setiap sasaran mendapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap, sesuai dengan yang dianjurkan dengan kualitas pelayanan yang baik," katanya.

Gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada para penerima vaksin perdana yang secara sukarela mau melakukan vaksinasi dengan harapan menghilangkan keraguan dan kekhawatiran sebagian masyarakat tentang vaksin COVID-19, akibat adanya berita-berita hoaks yang menyesatkan.

“Tak lupa saya berpesan kepada kita semua, tetap patuhi protokol kesehatan dalam melaksanakan aktifitas sosial sehari-hari. Tetap jaga diri, keluarga, dan masyarakat untuk kesehatan, keselamatan, dan kebaikan bersama,” ujar Gubernur Sultra.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024