Kendari (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) memastikan kondisi di kawasan perusahaan tambang PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kabupaten Konawe mulai berangsur kondusif usai ribuan buruh perusahaan melakukan aksi unjuk rasa pada  Senin (14/12).

"Situasi terakhir di PT VDNI saat ini kondusif," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tenggara, Komisaris Besar Polisi Ferry Walintukan, di Kendari, Selasa.

Ia menyatakan saat ini tidak ada lagi pembakaran ataupun pengrusakan di kawasan perusahaan tambang tersebut. Namun kata Ferry, saat ini masih disiagakan kurang lebih 800 aparat gabungan TNI-Polri guna mengantisipasi bentrok susulan.

"Anggota kami dikerahkan untuk mengamankan lokasi, jumlah 3 SSK dari Brimob, 1 SSK Dalmas, 1 SSK Polres dan 1 SSK TNI dari Yonif/725 Woroagi. Totalnya diperkirakan 700 sampai 800 personel di sana," ujar Ferry.

Ia juga mengingatkan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait jumlah kerusakan fasilitas gedung dan  alat berat yang terbakar.

  Kendaraan operasional dumpt truck yang terparkir di area perusahaan tambang PT VDNI di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) habis dibakar oleh massa pengunjuk rasa pada Senin (14/12/2020) lalu. (ANTARA/HO)

Sebelumnya Polda Sultra mengamankan lima orang yang diduga otak dari demonstrasi yang berujung pembakaran di perusahaan tambang PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kabupaten Konawe.

Ferry mengatakan kelima orang demonstran tersebut diamankan untuk menyelidiki keterlibatannya dalam aksi unjuk rasa pada Senin (14/12) yang berlangsung hingga malam hari.

“Sekarang sedang diperiksa untuk mendalami keterlibatan dalam aksi unjuk rasa. Mereka dibawa dari PT VDNI ke Polda Sultra,” kata Ferry. 

Demonstrasi yang diikuti ribuan buruh di PT VDNI berakhir bentrok. Massa dengan aparat keamanan saling serang menggunakan batu dan balok. Massa yang berhasil masuk ke dalam area perusahaan meluapkan amarah dengan membakar gedung pabrik smelter, puluhan dump truk dan alat berat yang terparkir di area perusahaan tersebut.

Sementara itu, hingga saat ini pihak perusahaan belum memberikan keterangan resmi mengenai peristiwa yang terjadi di dalam perusahaan. Terlebih mengenai tuntutan massa dan kerugian yang timbul akibat demo.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024