Kendari (ANTARA) -
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengharapkan seluruh sekolah mulai sekolah dasar (SD), sekolah menegah pertama (SMP) dan SMU dan SMK/sederajat untuk mulai mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi ujian nasional (UN) yang nantinya akan diganti menjadi Asessment Nasional pada tahun 2021.

"Kalau pelaksanaan UN yang telah dilakukan 2020 dengan sistim online siswa ujian di rumah karena suasana masih Pandemi COVID-19,  maka pemerintah pusat melalui Kemendikbud menegaskan bahwa mulai 2021 UN dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tak lagi dilaksanakan dan digantikan dengan Asesmen Nasional," kata Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio, pada acara pertemuan dengan seluruh kepala SMU/SMK sederajat melalui zoom virtula di Kendari, Selasa.

Menurut Asrun, kebijakan Asesmen Nasional, yang telah dirancang oleh Kemendikbud tidak hanya sebagai pengganti ujian nasional dan USBN, tapi juga sebagai pertanda telah adanya perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.

"Jadi bentuk dan cara dari asesmen nasional ini akan dibagi menjadi tiga, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar," ujar Asrun Lio yang juga Dosen Bahasa Inggris Universitas Haluoleo (UHO) Kendari itu.

 Ia mnegatakan, kalau pelaksanaan Ujian Nasional dengan beberapa mata pelajaran yang iujikan, maka melalui Asesmen Nasional hanya akan fokus kepada kemampuan literasi dan numerasi oleh siswa. Dan para siswa pun yang mengikuti Asesmen Nasional jumlahnya terbatas.

"Berdasarkan aturan, bila setiap sekolak yang muridanya ada 200 orang yang mengikuti ujian, maka hanya 45 orang saja yang dimabil secara acak untuk memwakili. Bagi murid SD yang ikut asesmen diambil di kelas V, SMP/Sederajat duduk di kelas 8 dan siswa di tingkat SMU/SMK sederajat yang duduk di kelas XI.

Rapat pertemuan yang dilakukan secara virtual zoom melalui jaringan sebuat televisi lokal di Sultra itu, Kadis Dikbud Asrun Lio mengharapkan kepada penyelenggara sekolah untuk mempersiapkan diri dengan beberapa kriteria yang sudah ditetapkan.
  Kagiatan belajar melalui tatap muka dilingkungan sekolah menegah atas selama pandemi COVID-19. Sudah ada beberapa sekolah yang telah diizinkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. (Foto ANTARA/Azis Senong)

Beberapa kepala sekolah dan guru juga mempertanyakan, terkait kondisi dan sarana yang dimiliki sekolah itu belum memadai sehingga pihaknya meminta kepada Dikbud Sultra untuk melakukan uji coba, dalam bentuk pelatihan terkait Asesmen Nasional dengan menghadirkan kepala sekolah dan guru terkait pelaksanaan menghadapi ujian mendatang.

Kepala Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 6 di Baubau, SMU di Kolaka  dan SMU di Konawe misalnya, mepertanyakan kondisi sekolahnya yang masih terkada jaringan internet , sehingga dikuatirkan tidak mampu secara penuh bagi siswa dalam mengikuti ujian Asesmen Nasional.

Asrun Lio menambahkan menghadai ujian nasional yang diganti dengan asesmen nasional, oleh pemerintah pusat maupun daerah telah memikirkan hal-hal yang prinsip, termasuk akan dilakuklan uji coba dengan memanggil beberapa Kepala Cabang Daerah (KCD) Dikbud dan kepala sekolah di wilayah kabupaten kota untuk mengikuti pelatihan teknis terkait syarat menghadapi ujian sekolah di 2021.


 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024