Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di Rumah Sakit Bahtermas Kendari telah dapat difungsikan kembali setelah bagian centrifuse-nya rusak.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Sultra Usnia mengatakan dengan berfungsi kembali alat PCR di rumah sakti rujukan pasien COVID-19 tersebut, maka seluruh sampel tidak lagi dikirim ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Alatnya (PCR) sudah beroperasi, alhamdulillah sampel (uji usap) sudah diperiksa di Bahteramas," kata Usnia saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat malam.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Rumah Sakit Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara dr Hasmudin mengatakan, alat PCR tersebut telah difungsikan sejak tiga hari yang lalu dan semua sampel uji usap COVID-19 kembali diperiksa di laboratorium rumah sakit tersebut.
"Iya betul sudah berfungsi, sudah sekitar tiga hari yang lalu. Kalau sudah kembali baik seperti ini pasti (sampe uji usap) akan dikembalikan ke rumah sakit lagi semua," kata Hasmudin saat dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat malam.
Pada kesempatan itu, ia mengimbau seluruh elemen masyarakat di Sulawesi Tenggara agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan saat menjalankan aktivitas kebiasaan baru, yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun guna mencegah penularan COVID-19 di provinsi itu.
Data kasus COVID-19 di Sulawesi Tenggara per 6 November 2020. (Sumber: Satgas COVID-19 Sultra).
Sebelumnya, Plt Direktur RS Bahteramas Kendari, dr Hasmudin, mengatakan alat centrifuse Polymerase Chain Reaction (PCR) di rumah sakit tersebut rusak sehingga semua sampel uji usap (tes swab) kembali harus di kirim ke laboratorium di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Hasmuddin menjelaskan, alat centrifuse berfungsi memutar setiap sampel uji usap sebelum dimasukkan ke dalam PCR. Alat tersebut memutar hingga beberapa jam sampel dari pasien sebelum masuk ke dalam alat PCR.
Akibat rusaknya alat centrifuse, maka semua sampel uji usap terpaksa di kirim kembali ke laboratorium yang ada di Kota Makassar, sambil menunggu alat centrifuse yang dipesan oleh pihaknya tiba.
Dijelaskannya, alat centerifuse tersebut rusak sejak tanggal 3 Oktober 2020. Di mana sejak alat tersebut rusak, maka semua sampel dikirim ke laboratorium di Kota Makassar.
Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sultra hingga Jumat, 6 November 2020, tercatat total kasus positif COVID-19 di daerah itu sebanyak 5.243 orang, pasien dinyatakan sembuh sebanyak 4.283 orang, yang tengah menjalani perawatan atau isolasi mandiri sebanyak 873 orang dan dinyatakan meninggal sebanyak 87 orang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Sultra Usnia mengatakan dengan berfungsi kembali alat PCR di rumah sakti rujukan pasien COVID-19 tersebut, maka seluruh sampel tidak lagi dikirim ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Alatnya (PCR) sudah beroperasi, alhamdulillah sampel (uji usap) sudah diperiksa di Bahteramas," kata Usnia saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat malam.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Rumah Sakit Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara dr Hasmudin mengatakan, alat PCR tersebut telah difungsikan sejak tiga hari yang lalu dan semua sampel uji usap COVID-19 kembali diperiksa di laboratorium rumah sakit tersebut.
"Iya betul sudah berfungsi, sudah sekitar tiga hari yang lalu. Kalau sudah kembali baik seperti ini pasti (sampe uji usap) akan dikembalikan ke rumah sakit lagi semua," kata Hasmudin saat dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat malam.
Pada kesempatan itu, ia mengimbau seluruh elemen masyarakat di Sulawesi Tenggara agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan saat menjalankan aktivitas kebiasaan baru, yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun guna mencegah penularan COVID-19 di provinsi itu.
Sebelumnya, Plt Direktur RS Bahteramas Kendari, dr Hasmudin, mengatakan alat centrifuse Polymerase Chain Reaction (PCR) di rumah sakit tersebut rusak sehingga semua sampel uji usap (tes swab) kembali harus di kirim ke laboratorium di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Hasmuddin menjelaskan, alat centrifuse berfungsi memutar setiap sampel uji usap sebelum dimasukkan ke dalam PCR. Alat tersebut memutar hingga beberapa jam sampel dari pasien sebelum masuk ke dalam alat PCR.
Akibat rusaknya alat centrifuse, maka semua sampel uji usap terpaksa di kirim kembali ke laboratorium yang ada di Kota Makassar, sambil menunggu alat centrifuse yang dipesan oleh pihaknya tiba.
Dijelaskannya, alat centerifuse tersebut rusak sejak tanggal 3 Oktober 2020. Di mana sejak alat tersebut rusak, maka semua sampel dikirim ke laboratorium di Kota Makassar.
Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sultra hingga Jumat, 6 November 2020, tercatat total kasus positif COVID-19 di daerah itu sebanyak 5.243 orang, pasien dinyatakan sembuh sebanyak 4.283 orang, yang tengah menjalani perawatan atau isolasi mandiri sebanyak 873 orang dan dinyatakan meninggal sebanyak 87 orang.