Bandung (ANTARA) - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir memastikan harga vaksin COVID-19 di Indonesia tidak akan memberatkan pemerintah dan kisaran harganya ialah Rp200 ribu.

Honesti Basyir dalam siaran persnya, Selasa, menyampaikan itu menanggapi pemberitaan yang menyatakan bahwa Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brazil yang akan menjualnya dengan harga 1.96 Dolar Amerika Serikat per dosis.

Brasil merupakan salah satu negara yang juga akan membeli vaksin COVID-19 dari Sinovac dan megenai harga vaksin di Brazil, yang keluar di media massa beberapa hari terakhir, dengan harga 1,96 dolar Amerika Serikat per dosis, sudah dibantah oleh pihak Sinovac, melalui surat resmi yang dikirimkan ke Bio Farma.

"Informasi harga vaksin COVID-19 di Brasil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma, yang memastikan, bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dolar Amerika Serikat dengan pemerintah Brazil tidak tepat, dan mengenai harga 1,96 dolar Amerika Serikat per dosis pun tidak tepat," kata Honesti.

Honesti mengatakan biaya pengiriman tiap dosis vaksin tersebut sekitar dua Dolar Amerika Serikat.

"Atas berita ini, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya. Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia," ujar Honesti.

Honesti melanjutkan dalam surat resmi yang disampaikan oleh Sinovac, menyampaikan bahwa dalam penentuan harga vaksin COVID-19, ada beberapa faktor yang menentukan harga vaksin.

Salah satu faktornya adalah tergantung pada investasi pada studi klinis fase tiga terutama dalam uji efikasi dalam skala besar.

"Demikian juga dengan penentuan harga di Indonesia, mengikuti prinsip-prinsip tadi. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin COVID-19 ini, tidak dapat disamakan," kata dia.

Ia mengatakan untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin COVID-19 mulai dari bahan baku dan lainnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac China untuk visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, China, termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audit halal.

Menurut dia BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi Vaksin COVID-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP).

Saat ini, uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 masih berjalan di minggu kedua Bulan Oktober 2020 ini.

Data terakrhir menunjukan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua/masuk periode monitoring.

Hingga saat ini uji klinis tahap tiga berjalan lancar dan belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin COVID-19.



 

Pewarta : Ajat Sudrajat
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024