Kendari (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Mohammad Fredly Nasution Menyampaikan pihaknya telah menerima sebanyak 293 pengaduan terkait sektor jasa keuangan akibat dampak penyebaran COVID-19.
"Upaya perlindungan konsumen di Sulawesi Tenggara per 29 Mei 2020 lalu, jumlah pengaduan konsumen sektor jasa keuangan terkait dampak COVID-19 di Sulawesi Tenggara baik yang datang langsung maupun via telepon (walk in customer) sebanyak 293 pengaduan," kata Fredly, di Kendari, Jumat.
Fredly merinci jumlah pengaduan tersebut diantaranya 75 pengaduan terkait perbankan dan 218 pengaduan perusahaan pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Khusus (LJKK).
"Untuk fintech lending atau pinjaman online sebanyak 3 konsumen yang berkonsultasi secara lisan," jelas Fredly.
Sementara data pengaduan konsumen yang terdampak COVID-19 melalui surat, lanjut dia, sebanyak 55 pengaduan dengan rincian 16 pengaduan terkait perbankan dan 39 pengaduan terkait perusahaan pembiayaan.
Selain itu, Fredly mengungkapkan bahwa dari semua pengaduan terkait sektor jasa keuangan dampak keuangan semua telah ditindak lanjuti. Tidak ada, kata dia, yang menempuh jalur hukum.
"Terkait kegiatan edukasi, OJK Sultra telah melakukan edukasi dengan non tatap muka "Digital Class" dengan melibatkan pelaku jasa keuangan (PUJK) melalui kelas Duta Inklusi dan Literasi Keuangan (Dilan Class) dan Digital Massive Class (DMC) pada 5 perguruan tinggi swasta di Sultra menjadi 10 kali dan menjangkau 513 orang/peserta edukasi," pungkasnya.
Untuk diketahui, jumlah pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) per Mei 2020 sebanyak 134 entitas pusat/cabang/perwakilan, terdiri dari 43 entitas dari sektor perbankan, 14 entitas dari sektor pasar modal, dan 77 entitas dari sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB).