Kendari (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Baubau, Sulawesi Tenggara, masih mempunyai cadangan lima ton gula pasir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pasca lebaran Idul Fitri 1441 hijriah tahun 2020 masehi.

"Seluruh gula pasir dimanfaatkan untuk stabilisasi harga ditengah kenaikan gula sejak dua bulan terakhirn yang menembus angka Rp21.000 hingga Rp22.000 perkilogram. Namun pasca lebaran sudah normal di posisi antara Rp15.000 hingga Rp16.500 per kilogram," kata Kepala Bulog Baubau Ardiasnyah melalui Whatsap yang diterima, Jumat.

Ia menyebutkan, sebelum lebaran Bulog Provinsi Sultra mendatangkan  sebanyak 25 ton gula pasir dan habis terjual dalam operasi pasar sejumlah 20 ton. Kendati tersisa lima ton, Bulog berencana mendatangkan tambahan gula pasir sejumlah 75 ton yang diprediksi tiba pekan depan.

"Hingga H-4 lebaran masuk 25 ton dan kita sudah distribusikan ke kelurahan dan pasar Wameo sehingga masih tersisia lima ton,” jelasnya.

Bulog pun melayani pesanan masyarakat, namun melalui perantara pihak kelurahan. Setiap kilogram gula pasir dijual dengan harga Rp12.500 per kilogram.

"Pasar murah kita adakan di setiap kelurahan, intinya masyarakat pesan di kelurahan dan kelurahan yang antarakan uangnya ke Bulog,” tambahnya.

Tak hanya gula pasir Bulog pun menyetok minyak goreng kemasan sebanyak 5.000 liter, namun habis terjual sejak seminggu terakhir. Meski begitu Bulog telah mengajukan penambahan ribuan liter minyak goreng kepada Bulog Provinsi.

Sementara terkait stok beras, saat ini di gudang penyimpanan tersisa lebih 100 ton, dan tambahan 400 ton dalam perjalanan dari Unaaha Kabupaten Konawe menuju Kota Baubau.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024