Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Stattistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis Kota Kendari di bulan April 2010 deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 103,10, dan dari 90 Kota, 51 kota mengalami deflasi dan 39 kota mengalami inflasi.

Kepala BPS Sultra, Moh Edy Mahmud di Kendari, Senin mengungkapkan, deflasi terdalam terjadi di Kota Pangkal Pinang (Provinsi Bangka Belitung) sebesar 0,92 persen dengan IHK 102,31 dan deflasi terendah tercatat di Kota Bogor (Jawa Barat) dan Kota Semarang (Jawa Tengah) masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing 105,93 dan 104,86.

Ia mengatakan, deflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 1,88 persen; transportasi 1,43 persen; serta rekreasi, olahraga, dan budaya 0,12 persen.
  Grafik perkembangan Indeks Harga Konsumen Kota Kendari di bulan April 2020. (Foto ANTARA/Azis Senong)
Kelompok yang mengalami inflasi antara lain kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,07 persen; makanan, minuman dan tembakau 0,68 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,17 persen; pakaian dan alas kaki 0,08 persen; serta perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,02 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya, kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan/relatif stabil.

Edy Mahmud menambahkan, adapun komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah wortel, bawang merah, cabai merah, sawi hijau, bayam, kangkung, daging ayam ras, cabai rawit, biaya pulsa ponsel dan angkutan udara.

Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah ikan layang/ikan benggol, beras, emas perhiasan, telur ayam ras, daun kelor, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, gula pasir, ikan cakalang/ikan sisik, tempe dan cumi-cumi.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024