Sydney (ANTARA) - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa ia sangat optimistis terhadap upaya memperlambat penyebaran virus corona atau COVID-19, saat pihak berwenang melaporkan jumlah kasus baru mencapai angka terendah dalam dua minggu terakhir.

Selandia Baru melaporkan 50 kasus baru pada Rabu dari 54 pada Selasa (7/4) dan 67 pada Senin (6/4), sehingga jumlahnya mencapai 1.210 kasus. Satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Negara berpenduduk sekitar 5 juta orang ini dikarantina dan darurat nasional diumumkan pada akhir Maret untuk menghentikan penularan virus corona.

"Kami mungkin belum melihat adanya masalah, tetapi saya tetap optimistis bahwa kami mulai melewati masa kritis," kata Ardern pada konferensi pers di Wellington, Rabu.

Dia mengatakan tidak ada rencana untuk melonggarkan pembatasan ketat selama Paskah dan mendesak semua orang untuk menghindari perjalanan selama akhir pekan Paskah yang panjang, pada pertengahan April.



"Silakan tinggal di rumah, tetap untuk menyelamatkan hidup dan menikmati liburan di rumah Anda," kata Ardern.

"Tidak ada yang berubah karena ini Paskah, aturannya tetap sama dan polisi akan menegakkan ini."

Gereja-gereja dan tempat-tempat ibadah akan ditutup pada Paskah, kata Ardern ketika dia mendorong orang untuk menggunakan media sosial dan platform daring untuk mengambil bagian dalam layanan keagamaan.

Di bawah aturan karantina, kantor dan sekolah telah ditutup dan semua layanan yang tidak penting seperti bar, restoran, kafe, pusat kebugaran, bioskop, kolam renang, museum, perpustakaan, dan taman bermain telah ditutup selama sebulan.

Ardern pada Selasa menurunkan jabatan menteri kesehatannya karena melanggar aturan karantina ke peringkat kabinet paling bawah dan melepaskan perannya sebagai menteri keuangan.

Pemerintah juga memperpanjang untuk kedua kalinya keadaan darurat selama tujuh hari berikutnya.

Selandia Baru memiliki lebih sedikit infeksi daripada banyak negara, seperti negara tetangga Australia, di mana jumlah total kasus hampir 6.000, walaupun laju infeksi di sana telah melambat secara dramatis dalam seminggu terakhir.

Sumber: Reuters
 

Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024