Kendari (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku bahwa merebaknya virus Corona (Covid-19) di Tanah Air mengakibatkan penurunan tingkat hunian hotel hingga mencapai 35 persen.
Sekretaris Umum DPD PHRI Sultra Eko Dwi Sasono, di Kendari, Senin mengungkapkan, dampak dari issu Covid-19 tingkat hunian hotel sejak Januari 2020 berangsur terus menurun dan bahkan ada beberapa hotel bintang dan nonbintang tamunya bisa dihitung belasan orang saja dalam satu bulannya.
"Sampai hari ini, tingkat hunian mencapai antara 30-35 persen dan terus diperkirakan akan menurun sampai pada angka 5-10 persen. Bahkan ada beberapa iven terpaksa dibatalkan oleh pihak hotel akibat Corona," katanya.
Ia mengatakan, langkah preventif yang dilakukan anggota dan pengurus PHRI Sultra yakni melakukan pembersihan tempat-tempat umum yang meliputi dapur, restoran, aula, kolam renang dan roling tangga sebagai upaya mengisi waktu bagi para karyawan hotel yang pekerjaaan dialihkan ke kegiatan itu.
"Yang pasti, kami juga melakukan sosialisasi kepada para tamu hotel terkait dampak virus corona, mengukur suhu tubuh para tamu sesuai yang dianjurkan pemerintah. Di samping pemilik hotel akan melaporkan kepada dinas terkait apabila terdapat gejala tersebut atau sekaligus membawa tamu ke rumah sakit rujukan," tutur Eko seraya mengharapkan kepada pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten kota untuk memberikan free tax paling kurang selama 6 bulan ke depan dan bila perlu membagikan masker kepada masyarakat secara gratis.
Ilustrasi - Hotel Qubra yang bersampingan dengan hotel Claro Kendari, dua hotel bintang di Kendari, dari pengelola hotel diakuinya selama adanya issu Corona pengunjung tamu alami penurunan selama satu bulan terakhir.(Foto Antara/Azis Senong)
Lebih jauh Eko Dwi Sasono mensinyalir bahwa penurunan tingkat hunian hotel selama 2-3 bulan terakhir ini terdampak oleh isu wabah virus Corona di tanah air. Terbukti banyak calon pengunjung hotel yang membatalkan pesanannya.
Kendati demikian, penurunan tingkat hunian hotel itu masih dalam batas toleransi para pengusaha. Para pengusaha pun masih bisa bertahan dengan situasi ini tanpa harus merumahkan karyawannya atau langkah lainnya.
Sekretaris Umum DPD PHRI Sultra Eko Dwi Sasono, di Kendari, Senin mengungkapkan, dampak dari issu Covid-19 tingkat hunian hotel sejak Januari 2020 berangsur terus menurun dan bahkan ada beberapa hotel bintang dan nonbintang tamunya bisa dihitung belasan orang saja dalam satu bulannya.
"Sampai hari ini, tingkat hunian mencapai antara 30-35 persen dan terus diperkirakan akan menurun sampai pada angka 5-10 persen. Bahkan ada beberapa iven terpaksa dibatalkan oleh pihak hotel akibat Corona," katanya.
Ia mengatakan, langkah preventif yang dilakukan anggota dan pengurus PHRI Sultra yakni melakukan pembersihan tempat-tempat umum yang meliputi dapur, restoran, aula, kolam renang dan roling tangga sebagai upaya mengisi waktu bagi para karyawan hotel yang pekerjaaan dialihkan ke kegiatan itu.
"Yang pasti, kami juga melakukan sosialisasi kepada para tamu hotel terkait dampak virus corona, mengukur suhu tubuh para tamu sesuai yang dianjurkan pemerintah. Di samping pemilik hotel akan melaporkan kepada dinas terkait apabila terdapat gejala tersebut atau sekaligus membawa tamu ke rumah sakit rujukan," tutur Eko seraya mengharapkan kepada pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten kota untuk memberikan free tax paling kurang selama 6 bulan ke depan dan bila perlu membagikan masker kepada masyarakat secara gratis.
Lebih jauh Eko Dwi Sasono mensinyalir bahwa penurunan tingkat hunian hotel selama 2-3 bulan terakhir ini terdampak oleh isu wabah virus Corona di tanah air. Terbukti banyak calon pengunjung hotel yang membatalkan pesanannya.
Kendati demikian, penurunan tingkat hunian hotel itu masih dalam batas toleransi para pengusaha. Para pengusaha pun masih bisa bertahan dengan situasi ini tanpa harus merumahkan karyawannya atau langkah lainnya.