Baubau (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Wahyu mengatakan, pihaknya bersama rumah sakit daearah itu telah bersepakat menyiapkan satu unit ruangan apabila ada penderita terjangkit virus corona.
"Ini sebagai bukti kewaspadaan kita walaupun di Baubau dan di Sultra bahkan di Indonesia belum ada yang dinyatakan positif, tetapi kita tetap mengantisipasi itu," ujarnya, di Baubau, Rabu.
Meski, kata dia tenaga dan ruangan disiapkan dalam mengantisipasi pasien wabah virus corona itu, namun pakaian yang akan digunakan agar steril dan tidak tembus dari penyakit berbahaya itu belum cukup tersedia.
"Mungkin seperti masker kalau dirumah sakit bagi tenaga medis ada, tetapi ditempat lain seperti di puskesmas belum ada," ujar Wahyu, yang juga mantan Kadis Perhubungan Baubau ini.
Dalam mengantisipasi wabah virus corona tersebut juga, kata dia, pihaknya bersama instansi dan pemangku kepentingan didaerah itu telah melaksanakan rapat koordinasi di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Baubau beberapa waktu lalu.
"Jadi masalah corona ini kita sudah pernah secara lintas sektor bahas dan bicarakan dalam sebuah rapat koordinasi di ruang rapat Kantor UUP Baubau. Jadi lengkap semua disitu ada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Karantina Pertanian, Karantina Ikan, Pertamina,dan instansi terkait lain," ujarnya.
Menurut Wahyu, walaupun Baubau bukan pintu masuk negara seperti bandara internasional Jakarta, Surabaya dan Bali, tetapi sebagai daerah terbuka dengan memiliki pintu masuk darat, laut dan udara yang berbagai orang bebas hilir mudik harus tetap mengantisipasi.
"Jadi tidak bisa bilang tidak waspada, kita tetap harus waspada walaupun di Baubau dan bahkan di Indonesia belum ada yang dinyatakan positif," ujarnya, seraya menambahkan selain orang Indonesia yang berada di kapal pesiar di Jepang dan Singapura.
Sehinggga, Ia mencontohkan Pertamina yang tiap tiga bulan sekali ada kapal dari Singapura semua harus diwaspadai.
"Ini sebagai bukti kewaspadaan kita walaupun di Baubau dan di Sultra bahkan di Indonesia belum ada yang dinyatakan positif, tetapi kita tetap mengantisipasi itu," ujarnya, di Baubau, Rabu.
Meski, kata dia tenaga dan ruangan disiapkan dalam mengantisipasi pasien wabah virus corona itu, namun pakaian yang akan digunakan agar steril dan tidak tembus dari penyakit berbahaya itu belum cukup tersedia.
"Mungkin seperti masker kalau dirumah sakit bagi tenaga medis ada, tetapi ditempat lain seperti di puskesmas belum ada," ujar Wahyu, yang juga mantan Kadis Perhubungan Baubau ini.
Dalam mengantisipasi wabah virus corona tersebut juga, kata dia, pihaknya bersama instansi dan pemangku kepentingan didaerah itu telah melaksanakan rapat koordinasi di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Baubau beberapa waktu lalu.
"Jadi masalah corona ini kita sudah pernah secara lintas sektor bahas dan bicarakan dalam sebuah rapat koordinasi di ruang rapat Kantor UUP Baubau. Jadi lengkap semua disitu ada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Karantina Pertanian, Karantina Ikan, Pertamina,dan instansi terkait lain," ujarnya.
Menurut Wahyu, walaupun Baubau bukan pintu masuk negara seperti bandara internasional Jakarta, Surabaya dan Bali, tetapi sebagai daerah terbuka dengan memiliki pintu masuk darat, laut dan udara yang berbagai orang bebas hilir mudik harus tetap mengantisipasi.
"Jadi tidak bisa bilang tidak waspada, kita tetap harus waspada walaupun di Baubau dan bahkan di Indonesia belum ada yang dinyatakan positif," ujarnya, seraya menambahkan selain orang Indonesia yang berada di kapal pesiar di Jepang dan Singapura.
Sehinggga, Ia mencontohkan Pertamina yang tiap tiga bulan sekali ada kapal dari Singapura semua harus diwaspadai.