Kendari (ANTARA) - Badan kependudukan Keluarga berencana Nasional (BKKBBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan bahwa kota Kendari merupakan wilayah percontohan pengembangan dan keberhasilan program KB di daerah itu.

"Saya melihat data capaian program KKBPK di Sultra tahun 2019 lalu, capaian tertinggi di Kota Kendari yakni di atas 200 persen. Ini luar biasa sehingga wajar kalau Kendari ini menjadi model percontohan di daerah kita," kata Kepala BKKBN Sultra, Syahrudin, usai hadiri Temu Kader Bangga Kencana, oleh Dinas Dalduk-KB Kendari, di Kendari, Rabu.

Berdasarkan capaian program KKBPK atau jumlah peserta KB baru 2019 di Sultra, presentasi capaian peserta KB baru di Kendari sebanyak 11.054 akseptor (221 persen) melebihi atau melampaui dari target yang hanya 4.998 akseptor.

Syahrudin mengatakan, Kota Kendari saat ini sudah memiliki grand design kependudukan yang akan menjadi salah satu pendukung keberhasilan program Pembangunan Keluarga Kependudukan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

"Bahkan didukung dari APBD, kemudian program lain termasuk generasi berencana (genre), Pusat Informasi Konseling (PIK) remajanya juga aktif, yang mendapat apresiasi langsung juga dari Wali kota Kendari, katanya.

Pelibatan generasi muda atau disebut kaum milenial kata Syahrudin sangat tepat dalam rangka menghadapi bonus demografi yakni ketika jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibanding penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).

"Saya optimis dengan melihat manajemen pengembangan program KB di Kota Kendari, dan dengan pertemuan hari ini yang dilakukan dinas terkait, maka akan semakin memantapkan capaian-capaian program KB di Kota Kendari tahun 2020," katanya.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Kendari, Hasria, menyatakan bahwa akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan metode suntik masih mendominasi dibandingkan dengan metode kontraspsi yang lain.

"Berdasarkan data BKKBN, capaian peserta KB baru menggunakan metode suntik selama 2019 di kota Kendari sebanyak 5.051 akseptor dari total 11.045 akseptor KB baru," katanya. 

Metode kontrasepsi berikutnya yang banyak diminati kata Hasria, adalah metode Pil sebanyak 4.410 akseptor, menyusul metode implant sebanyak 1.052 akseptor, kemudian metode IUD 396 akseptor, metode MOW atau tubektomi sebanyak 101 akseptor, kondom 41 akseptor dan vasektomi 3 akseptor.

"Salah satu alasan kenapa banyak yang memilih metode KB suntik dan Pil karena lebih praktis, dibanding metode MOP dan IUD," katanya.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024