Kendari (ANTARA) - Dinas Ketenegakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulawesi Tenggara menyampaikan bahwa jumlah tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang terdata sepanjang Januari 2020 hanya berjumlah puluhan.
Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasaan Kesempatan Kerja (PPTKPTK) Disnakertrans Sultra, Aswati mengatakan, sepanjang Januari 2020, TKA asal China yang terdaftar sebagai pekerja di Sultra hanya berkisar 25 sampai 30 orang.
"Itu dari link Kementerian Tenaga Kerja. Sisanya lebih banyak yang sudah pulang," katanya saat rapat koordinasi pencegahan dan mitigasi penyebaran virus corona bersama stakeholder terkait yang dipimpin langsung Wakil Ketua DPRD Sultra, Muhammad Endang dan dihadiri asisten III Setda Sultra, Zunuriah di ruang rapat DPRD Sultra, Selasa.
Ia mengungkapkan, pada tahun 2019 lalu, TKA asal China yang terdaftar sebagai pekerja di Sultra sekitar ribuan, namun para TKA tersebut dipulangkan oleh perusahaan karena masa kontrak kerja telah habis.
"Tahun lalu ada ribuan TKA yang masuk di Sultra namun sudah dipulangkan, Kemudian didatangkan lagi oleh perusahaan, tapi dalam jumlah yang sedikit," katanya.
Ia mengungkapkan, bahwa jumlah yang disampaikannya berdasarkan data di website resmi Kemenaker dan sudah tercatat dalam rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA).
Wakil Ketua DPRD Sultra, Muhammad Endang. (ANTARA/Harianto)
Sementara menanggapi data TKA tersebut, Wakil Ketua DPRD Sultra, Muhammad Endang mengatakan akan melakukan sidak di daerah Morosi, Kabupaten Konawe yaitu daerah pertambangan PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) yang memiliki banyak TKA asal Tiongkok.
"Supaya meyakinkan pulik kita akan lakukan sidak di Morosi (Lokasi Tambang Virtu Dragon Nikel Industri), meskipun Dinkes Kesehatan Sultra sudah membentuk posko pemeriksaan, namun jadwalnya kita akan menyesuaikan nanti," katanya.
Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasaan Kesempatan Kerja (PPTKPTK) Disnakertrans Sultra, Aswati mengatakan, sepanjang Januari 2020, TKA asal China yang terdaftar sebagai pekerja di Sultra hanya berkisar 25 sampai 30 orang.
"Itu dari link Kementerian Tenaga Kerja. Sisanya lebih banyak yang sudah pulang," katanya saat rapat koordinasi pencegahan dan mitigasi penyebaran virus corona bersama stakeholder terkait yang dipimpin langsung Wakil Ketua DPRD Sultra, Muhammad Endang dan dihadiri asisten III Setda Sultra, Zunuriah di ruang rapat DPRD Sultra, Selasa.
Ia mengungkapkan, pada tahun 2019 lalu, TKA asal China yang terdaftar sebagai pekerja di Sultra sekitar ribuan, namun para TKA tersebut dipulangkan oleh perusahaan karena masa kontrak kerja telah habis.
"Tahun lalu ada ribuan TKA yang masuk di Sultra namun sudah dipulangkan, Kemudian didatangkan lagi oleh perusahaan, tapi dalam jumlah yang sedikit," katanya.
Ia mengungkapkan, bahwa jumlah yang disampaikannya berdasarkan data di website resmi Kemenaker dan sudah tercatat dalam rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA).
Sementara menanggapi data TKA tersebut, Wakil Ketua DPRD Sultra, Muhammad Endang mengatakan akan melakukan sidak di daerah Morosi, Kabupaten Konawe yaitu daerah pertambangan PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) yang memiliki banyak TKA asal Tiongkok.
"Supaya meyakinkan pulik kita akan lakukan sidak di Morosi (Lokasi Tambang Virtu Dragon Nikel Industri), meskipun Dinkes Kesehatan Sultra sudah membentuk posko pemeriksaan, namun jadwalnya kita akan menyesuaikan nanti," katanya.