Kendari (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan bahwa selama 2019 pihaknya telah melakukan penyerapan beras petani lokal sebanyak 18.000 ton.

Kepala Divre Bulog Sultra, Erwin Tora, di Kendari, Rabu, mengatakan hasil penyerapan beras petani lokal itu melebihi dari yang ditargetkan hanya sekitar 12.000 ton.

"Memang kita menargetkan 12.000 ton, tetapi kalau masih ada beras petani yang belum mendapatkan pasaran  maka kami tetap lakukan penyerapan meski pun sudah melebihi target," kayanya.

Dikatakan, kehadiran Bulog membeli beras petani hanya untuk memastikan pasaran bagi petani, berapa pun yang mereka produksi maka bisa terjual atau terpasarkan, baik itu melalui Bulog atau pun pengusaha beras.

Bulog membeli beras petani masih mengacu pada Inpres No 5 tahun 2015 beras Rp7.300 tetapi ada subsidi 10 persen sehingga menjadi Rp8.030 per kilogram, kemudian gabah ditingkat petani Rp. 3.700 per kilogram dan gabah kering giling Rp4.600 per kilogram.

"Tetapi kalau ada pengusaha yang bisa membeli beras petani di atas dari harga pembelian Bulog, maka itu lebih baik karena menguntungkan petani," katanya.

Dikatakan, untuk 2020 akan dimaksimalkan pembelian beras petani karena akan ada dukungan penambahan kapasitas gudang Bulog yang akan dibangun pada dua titik, salah satunya di Konawe Utara.

"Salah satu peruntukan beras yang dibeli dari petani tersebut untuk penuhi kebutuhan bantuan pangan non tunai atau BPNT di 17 kabupaten kota," pungkasnya.


Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024