Kendari (ANTARA) - Manggala Agni Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Sampara sebagai Unit Pelaksana Tugas (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengajak pelajar SMAN 2 Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan menggelar aksi penanaman ratusan bibit pohon.

Kepala Satgas Manggala Agni Daops Tinanggea, Yanuar Fanca Kusuma, saat dihubungi di Kendari, Senin (13/1) mengatakan, aksi penanaman pohon itu untuk membangun kesadaran para siswa di sekolah itu agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan melalui penanaman pohon guna mencegah bencana alam.

"Aksi penanaman pohon dilaksanakan di lingkungan dalam dan luar sekolah. Jumlah bibit yang ditanam 300 batang jenis bungur, jabon dan biti," katanya.

Fanca menjelaskan, terkait bencana alam yang telah terjadi di beberapa daerah, tidak terlepas akibat dari kerusakan alam dan lingkungan. Sehingga ia mengatakan pentingnya membangun kesadaran dalam menjaga lingkungan.

"Karena itu mulai saat ini kami berinisiatif membangun kesadaran dari para pemuda bangsa agar ke depan mereka tidak terus merasakan bencana alam akibat perbuatan kita dimasa lalu dan sekarang, karena kaum milenial sebagai garda terdepan untuk kepentingan generasi mendatang," ungkapnya. Kepala Satgas Manggala Agni Daops Tinanggea, Yanuar Fanca Kusuma, bersama Kepala SMAN 2 Konsel, Madila dan Kepala Seksi Program BPDAS Carles, saat menggelar aksi penanaman pohon di SMAN 2 Konsel, Senin (13/1/20). (ANTARA/Harianto)

Kepala Sekolah SMAN 2 Konsel, Madila mengatakan dengan dilakukannya aksi penanaman pohon dapat mencegah terjadinya banjir dan eropsi, serta membuat sekolah ke depannya menjadi rindang. Dan ia berharap kedepannya sekolah yang dipimpimnya bisa menjadi sekolah wiyatamandala.

Baca juga: Peringati HBR, sekolah kehutanan gelar tanam pohon

Sementra itu, Kepala Seksi Program BPDAS Carles mengatakan, aksi penanaman pohon itu sejalan dengan visi misi KLHK, bagaimana mengajak sebanyak-banyaknya stakeholder (pemangku kepentingan) untuk ikut membudidayakan dan membudayakan penanaman pohon.

Degradasi lahan yang terjadi saat ini memang harus ditangani secara simultan, katanya, dan bersama-sama secara komperhensif bersama semua stakeholder karena laju degradasi lahan semakin hari semakin besar sehingga diperlukan kesamaan persepsi dari semua stakeholder.

"Kami dari Kementerian lingkungan hidup sudah mempunyai program untuk merehabilitasi hutan dan lahan, tapi itu tentunya belum cukup. Jika ini didukung semua stakeholder yang ada, terutama lembaga pendidikan baik SMA, SMP maupun SD tentunya menjadi cikal bakal yang baik bagi alam," katanya.  

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024