Kendari (ANTARA) - Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi mengatakan bahwa penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan apalagi dipertentangkan, tetapi harus dalam "satu kotak" untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.

Hal itu disampaikan oleh Ali Mazi saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama tahun 2020 dan membacakan amanat Menteri Agama RI, Fachrul Razi, di Kendari, Jumat.

"Penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama," katanya.

Sebaliknya, lanjut Ali Mazi, penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme.

"Keshalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama lain. kita dapat menjadi umat beragama yang shaleh sekaligus menjadi warga negara yang baik," ungkapnya.
  Gubernur Sultra, Ali Mazi saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama tahun 2020 di Kendari, Jumat. (ANTARA/Harianto)

Dalam kesempatan itu, Gubernur mengutip pesan Pahlawan Nasional almarhum Jenderal Besar TNI Dr. Abdul Haris Nasution.

"Menurutnya saya sangat relevan dengan misi yang dijalankan oleh Kementerian Agama, yakni, 'Sebagai negara kita tidaklah sekadar ingin mengejar baru ketertinggalan terhadap negara- negara maju, melainkan sebagai orang beriman kita ingin membangun kehidupan bermartabat spiritual dan material dengan ridha Allah." kata Ali Mazi mengutip pesan Jenderal Besar TNI Dr. Abdul Haris Nasution.

Pada kesempatan itu, Ali Mazi mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama di pusat dan di daerah, agar menjadi agen perubahan dalam memperkuat kerukunan antarumat beragama di Tanah Air. Menurutnya hal itu sejalan dengan tema hari amal bakti Kementerian Agama tahun 2020 yakni "Umat Rukun, Indonesia Maju".

Untuk diketahui, upacara peringatan HAB Kemenag itu dihadiri oleh jajaran Forkopimda se-Sultra, Kabinda, Wali Kota Kendari, pimpinan perguruan tinggi, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta tamu undangan lainnya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024