Kendari (ANTARA) - Ratusan umat muslim di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar shalat gerhana matahari, salah satunya di Masjid Jami’ Islamic Centre Muadz bin Jabbal Kendari.

Shalat gerhana itu dilaksanakan mulai pukul 13.10 wita dipimpin oleh imam, Ustadz Faris Abdullah Ma’mun. Sesuai dengan tuntunan, shalat gerhana dilaksanakan dengan dua rakaat. Pada shalat gerhana itu imam membaca dua surah yakni Surah Yasin dan Surah Qaf pada masing-masing rakaatnya.

Usai shalat selama 60 menit, Ustadz Faris Abdullah Ma’mun kemudian juga bertindak sebagai khatib menyampaikan khutbah shalat gerhana. Ia meyakinkan para jamaah bahwa kejadian gerhana matahari cincin ini bukanlah sekadar fenomena, namun sebagai tanda kebesaran Allah SWT.

"Ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, yakni gerhana matahari. Hikmahnya adalah Allah hendak menanamkan rasa takut di dalam diri kita agar kita selalu mengingat Allah," tambah Ustadz Faris di hadpaan ratusan jamaah. Ratusan umat muslim di Kota Kendari, saat melaksanakan shalat gerhana matahari, Kamis (26/12/19). (ANTARA/Harianto)

Ia mengungkapkan, bahwa melalui fenomena ini, Allah sedang menggambarkan kondisi hari kiamat dimana Allah mematikan seluruh cahaya matahari maupun bulan.

"Di dalam Alqur’an disebutkan bahwa ini bukan hanya fenomena alam biasa, tetapi juga sebagai pengingat bagi manusia. Sesungguhnya janji Allah itu benar," lanjut Ustadz Faris.

Baca juga: Sivitas Akademika IAIN Kendari gelar Shalat Gerhana Matahari

Diakhir khutbahnya, khatib mengingatkan para jamaah dan seluruh umat muslim agar selalu istiqamah di dalam menjalani kehidupan di dunia ini agar selalu diberi petunjuk oleh Yang Maha Kuasa.

"Kehidupan di dunia kita harus istiqmah, agar di akhirat kelak kita diselamatkan Allah dari siksa api neraka. Kita harus senantiasa berikhtiar agar diberi petunjuk dan keselamatan oleh Allah," terangnya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024