Kendari (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menantang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) 66 Kendari, untuk melahirkan guru besar atau profesor yang merupakan dosen asli setempat.

"Kita berharap ada guru besar atau profesor asli lahir dari STIE 66 Kendari, karena itu akan meningkatkan kapasitas institusi dan kapasitas mahasiswa," kata Direktur Karier dan Kompetensi SDM Kemendikbud, Prof Bunyamin Maftuh, saat hadir dan beri keterangan pers terkait perayaan Dies Natalis ke 25 STIE 66, di Kendari, Rabu malam.

Dikatakan, pihaknya juga akan memberikan motivasi dan suport kepada dosen STIE 66 Kendari dalam rangka pengembangan jabatan akademik.

"Kami akan motivasi dosen dalam pengembangan jabatan akademik mereka. Berharap dosen sadar bahwa jabatan akademik itu bukan hak dosen tetapi untuk kepentingan institusi. Tugas kami beri motivasi," katanya.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sulawesi, Prof Jasruddin, mengatakan pihaknya terus mendorong agar perguruan tinggi swasta memiliki kualitas yang baik dan sama dengan perguruan tinggi negeri.

"Karena 67 persen mahasiswa saat ini berada di perguruan tinggi swasta, hanya 33 persen mahasiswa di
Indonesia berada di perguruan tinggi negeri. Kalau ingin generasi muda baik maka perguruan tinggi swasta harus didorong sejajar dengan perguruan tinggi negeri dengan optimalkan kapasitas yang dimiliki," katanya.

Ketua STIE 66 Kendari, Dr Bakhtiar Abbas, mengatakan hingga saat ini STIE 66 Kendari memang belum memiliki guru besar yang lahir asli dari STIE 66, dan baru memiliki delapan dosen dengan kualifikasi doktor dari target 10 dosen doktor tahun 2019.

"Dan kami sudah memiliki dosen tetap sebanyak 28 orang," katanya.

Dikatakan, pada usia ke 25 tahun STIE 66 Kendari telah melahirkan alumni sebanyak 2.862 orang sebanyak 14 kali wisuda.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024