Jakarta (ANTARA) - Divock Origi dua kali membobol gawang Everton kala Liverpool menguasai Derby Merseyside dengan kemenangan 5-2 dalam laga pekan ke-15 Liga Inggris di Stadion Anfield, Rabu setempat (Kamis WIB).

Selain Origi, Xherdan Shaqiri, Sadio Mane dan Georginio Wijnaldum masing-masing turut menyumbangkan satu gol untuk kemenangan Liverpool, sedangkan Everton hanya bisa membalas lewat Michael Keane dan Richarlison, demikian catatan laman resmi Liga Inggris.



Kemenangan itu bukan saja memantapkan posisi Liverpool di puncak klasemen dengan koleksi 43 poin, tetapi The Reds juga mengirimkan Everton (14) terperosok ke zona degradasi atau urutan ke-18, lantaran di laga lain Southampton (15) menang untuk naik ke peringkat ke-17.

Bukan saja Liverpool memperpanjang catatan positif awal musim, tetapi tim besutan Juergen Klopp itu menorehkan rekor baru berupa 32 laga beruntun tak terkalahkan di Liga Inggris.

Di sisi lain, Everton kini telah melewati 18 lawatan di Anfield tanpa pernah membawa pulang tiga poin penuh sejak 1999.

Hasil buruk itu bukan tak mungkin bakal membuat posisi Marco Silva kian terancam dari pemecatan, mengingat hasil buruk di Derby Merseyside beberapa tahun lalu sempat membuat Brendan Rodgers dipecat oleh Liverpool.



Terlebih dalam kurun waktu kurang dari satu bulan dari sekarang, Everton harus kembali melakoni Derby Merseyside di panggung berbeda, yakni putaran ketiga Piala FA, yang akan digelar di Anfield juga.

Selanjutnya: Klopp melakukan perjudian besar Ekspresi manajer Liverpool Juergen Klopp dalam dalam Derby Merseyside kontra Everton untuk laga lanjutan Liga Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Rabu (4/12/2019) setempat. (ANTARA/REUTERS/Lee Smith)

Perjudian berbuah positif

Klopp melakukan perjudian besar ketika mengganti tiga langganan starting line-up untuk Derby Merseyside kali ini dengan membangku cadangkan kapten Jordan Henderson serta dua dari trio lini depan andalan Liverpool yakni Mohamed Salah dan Roberto Firmino.

Sebagai gantinya, Adam Lallana mengisi lini tengah, sedangkan Shaqiri dan Origi mendampingi Mane di depan.

Perjudian itu terlihat membuahkan hasil menjanjikan ketika Origi berhasil membuka keunggulan saat laga baru berjalan enam menit mengejar umpan terobosan matang dari Mane.

Gol itu menandai Origi selalu bisa menjebol gawang Everton dalam empat penampilannya bersama Liverpool di Anfield.

Perjudian Klopp membuahkan hasil lagi ketika pada menit ke-17 giliran Shaqiri yang mencetak gol untuk menggandakan keunggulan Liverpool. Berawal dari umpan silang cantik Trent Alexander-Arnold, bola diterima Mane di sisi sayap kiri sebelum diteroboskan dan diselesaikan sentuhan mudah Shaqiri ke area tiang jauh.



Tak mau kehilangan muka, Everton berusaha mengejar ketertinggalan dan berhasil mencetak gol balasan lewat Keane pada menit ke-21 memanfaatkan kemelut di depan gawang setelah situasi sepak pojok.

Sapuan bola hanya bisa dikeluarkan dari kotak penalti oleh para pemain Liverpool, sebelum dikuasai Alex Iwobi yang melepaskan umpan tarik dan diselesaikan Keane tepat di muka gawang.

Pertandingan yang sejak mula berjalan dengan keras kian diwarnai kontak fisik selepas gol Everton, namun Liverpool justru berhasil merestorasi keunggulan dua gol mereka pada menit ke-31 lewat gol kedua Origi.

Dejan Lovren jadi otak gol tersebut dengan umpan panjang akurat yang ia lepaskan tak jauh dari kotak penalti Liverpool dan bola berhasil dikendalikan Origi dengan satu sentuhan sebelum diangkat melewati kepala kiper Jordan Pickford dan mengubah skor menjadi 3-1 bagi tuan rumah.

Gol itu membuat Marco Silva menempuh langkah radikal demi menyelamatkan wajah dan pekerjaannya sebagai manajer Everton, dengan memasukkan pemain sayap Bernard menggantikan bek Djibril Sidibe, tetapi hal itu tak mampu mengubah banyak keadaan.

Alih-alih, Liverpool justru menambah keunggulan menjadi 4-1 lewat sebuah serangan balik yang diakhiri umpan pendek Alexander-Arnold di tepian kotak penalti dan diselesaikan dengan tembakan mematikan Mane pada menit ke-45.

Everton menjaga asa mereka untuk bangkit setelah memaksakan skor 2-4 kala turun minum menyusul gol tandukan Richarlison menyambut umpan silang Bernard pada menit ketiga injury time babak pertama.



Babak kedua berjalan cukup sepi dibandingkan hujan enam gol pada paruh pertama. Peluang terbaik baru lahir pada menit ke-80 untuk Liverpool, sayang penyelesaian Mane masih melenceng tipis di sisi kanan gawang.

Empat menit kemudian, Mane membuang peluang emas saat menerima umpan kiriman Jordan Henderson dalam situasi serangan balik. Mane sudah bisa memperdaya Pickford, namun terlalu lambat melakukan penyelesaian sehingga terlanjur berada dalam tekanan dari Mason Holgate.

Kegagalan itu hampir harus dibayar mahal, sebab Everton ganti melancarkan serangan balik, namun tembakan Moise Kean masih melenceng tipis dari sasaran.

Liverpool akhirnya membunuh laga lebih awal untuk Everton ketika Wijnaldum mencetak gol kelima tuan rumah dengan tembakan terukur ke area tiang jauh, menyelesaikan umpan tarik Roberto Firmino pada menit ke-90.



Susunan pemain:

Liverpool (4-3-3): Adrian San Miguel; Trent Alexander-Arnold (Joe Gomez), Dejan Lovren, Virgil van Dijk, Andy Robertson; Georginio Wijnaldum, Adam Lallana (Jordan Henderson), James Milner; Xherdan Shaqiri, Sadio Mane, Divock Origi (Roberto Firmino)
Pelatih: Juergen Klopp

Everton (5-4-1): Jordan Pickford; Djibril Sidibe (Bernard), Mason Holgate, Yerry Mina, Michael Keane, Lucas Digne; Alex Iwobi, Tom Davies (Morgan Schneiderlin), Gylfi Sigurdsson, Richarlison; Dominic Calvert-Lewin (Moise Kean)
Pelatih: Marco Silva
 

Pewarta : Gilang Galiartha
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024