Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia mengatakan pemerintah berupaya fokus dalam peningkatan kapasitas disabilitas agar bisa lebih berdaya dan sama rata dengan masyarakat pada umumnya.
Angkie dalam kunjungannya ke redaksi Kantor Berita ANTARA di Wisma Antara Jakarta, Selasa, menyampaikan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas orang dengan disabilitas tersebut perlu dipersiapkan sejak dari pendidikannya.
"Saya turun di lapangan melihat dari lapangan orang-orang yang berkebutuhan khusus, mereka itu permasalahannya bukan kesehatan lagi tapi bagaimana pendidikannya ini mereka nyaman, karena harus memikirkan masa depannya apakah pendidikan yang ini sesuai dengan keutuhan saat dia besar nanti," kata dia.
Menurut Angkie yang juga menjadi Juru Bicara Presiden bidang sosial, pemberdayaan dan peningkatan kapasitas diri bagi orang disabilitas lebih diperhatikan ketimbang harus memikirkan urusan kesehatan yang menyebabkan keterbatasan.
"Karena untuk terjun di dunia industri dan semua bergerak lebih cepat dan semua orang lebih pintar dan lebih cerdas, jangan sampai teman disabilitas masih di belakang karena mereka masih berurusan dengan kesehatan. Teman disabilitas itu kan sehat, hanya terbatas fisiknya saja," kata dia.
Baca juga: Staf Khusus Presiden Milenial ingin media lebih ramah pada kaum difabel
Dia memaparkan saat ini pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Nasional sudah menjamin pelayanan kesehatan maupun alat kesehatan, seperti alat bantu dengar bagi tuna rungu.
Walaupun jaminan kesehatan yang diberikan tidak seluruhnya, kata Angkie, pemerintah telah mendukung melalui program JKN.
Angkie mengakui bahwa paradigma disabilitas saat ini masih berawal dari masalah kesehatan.
Namun, dia menyayangkan apabila banyak yang melupakan untuk pemberdayaan diri.
Dia memastikan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan baik itu dalam pelayanan kesehatan maupun berupa alat bantu kesehatan bagi para disabilitas.
Angkie dalam kunjungannya ke redaksi Kantor Berita ANTARA di Wisma Antara Jakarta, Selasa, menyampaikan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas orang dengan disabilitas tersebut perlu dipersiapkan sejak dari pendidikannya.
"Saya turun di lapangan melihat dari lapangan orang-orang yang berkebutuhan khusus, mereka itu permasalahannya bukan kesehatan lagi tapi bagaimana pendidikannya ini mereka nyaman, karena harus memikirkan masa depannya apakah pendidikan yang ini sesuai dengan keutuhan saat dia besar nanti," kata dia.
Menurut Angkie yang juga menjadi Juru Bicara Presiden bidang sosial, pemberdayaan dan peningkatan kapasitas diri bagi orang disabilitas lebih diperhatikan ketimbang harus memikirkan urusan kesehatan yang menyebabkan keterbatasan.
"Karena untuk terjun di dunia industri dan semua bergerak lebih cepat dan semua orang lebih pintar dan lebih cerdas, jangan sampai teman disabilitas masih di belakang karena mereka masih berurusan dengan kesehatan. Teman disabilitas itu kan sehat, hanya terbatas fisiknya saja," kata dia.
Baca juga: Staf Khusus Presiden Milenial ingin media lebih ramah pada kaum difabel
Dia memaparkan saat ini pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Nasional sudah menjamin pelayanan kesehatan maupun alat kesehatan, seperti alat bantu dengar bagi tuna rungu.
Walaupun jaminan kesehatan yang diberikan tidak seluruhnya, kata Angkie, pemerintah telah mendukung melalui program JKN.
Angkie mengakui bahwa paradigma disabilitas saat ini masih berawal dari masalah kesehatan.
Namun, dia menyayangkan apabila banyak yang melupakan untuk pemberdayaan diri.
Dia memastikan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan baik itu dalam pelayanan kesehatan maupun berupa alat bantu kesehatan bagi para disabilitas.