Kendari (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara berharap stok beras yang ada di gudang sebanyak 14 ribu ton dapat terserap di masyarakat.

"Bukan amanya yang saya khawatir tapi stoknya tidak terserap, nanti akan rusak. Jadi harus terserap di masyarakat," kata Kepala Perum Bulog Divre Sultra, Ermin Tora di Kendari, Senin.

Ia mengatakan, idealnya beras tersebut hanya akan bertahan selama 19 bulan kedepan, jika stok beras tersebut tidak teralurkan hingga 19 bulan ke depan, maka beras tersebut diprediksi tidak akan bisa dikonsumsi lagi.

"Jika disimpan selama 20 bulan maka stok berasnya tentu akan rusak. Sementara Bulog juga harus menyerap beras dari petani," katanya.

Baca juga: Bulog kampanyekan Beras FortiVit di Hari Pangan Sedunia

Ia mengungkapkan dari stok 14 ribu ton yang dimiliki Bulog saat ini termasuk serapan di tahun 2018 yakni sebanyak 400 ton. Selain itu, lanjutnya, ada 400 ton beras serapan 2017, namun beras serapan di tahun 2017 telah di kembalikan ke pusat karena sudah tidak layak konsumsi.

Oleh karena itu, i berharap pemerintah daerah dapat mendorong penyerapan stok beras itu melalui program bantuan pangan nontunai (BPNT) atau mendorong BUMN agar membeli beras di Bulog.

"Bulog itu sebenernya tugas dasarnya Inpres Nomor 5. Tugas utama Bulog itu melakukan penyerapan pengedar untuk membantu petani atau melindungi petani dalam rangka menyamakan harga dasar, karena bulog itu barometer harga dari para pelaku usaha beras," jelasnya.
   

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024