Baubau (ANTARA) - Sebanyak 700 orang penari kolosal dan 30 barisan karnaval utusan dari kesultanan di Nusantara ikut memeriahkan Festival Keraton Masyarakat Adat (FKMA) ASEAN VI di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa. 

Festival karaton yang dibuka Gubernur Sultra diwakili Plt Sekda Provinsi La Ode Mustari itu, dihadiri pejabat dari pemerintah pusat, sejumlah kepala daerah di Sultra, forkopimda Sultra dan Kota Baubau, Ketua DPRD Baubau, Zahari, serta para tamu dari kerajaan/kesultanan di Nusantara dan tamu dari negara sahabat. 

Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan, pelaksanaan FKMA ASEAN yang akan berlangsung selama lima hari kedepan dapat menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan ragam budaya dan adat masyarakat lokal sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keanekaragaman budaya dunia. 

"Saya selaku gubernur Sultra tentunya menyambut baik dan mengapresiasi terselenggaranya kegiatan festival keraton yang juga sejalan dengan salah satu program prioritas pemerintah provinsil Sultra yakni sultan beriman dan berbudaya," ujar Plt Sekretaris Daerah Provinsi Sultra La Ode Mustari dalam sambutan mewakili Gubernur Sultra Ali Mazi. 

Ia mengatakan, sultan berbudaya merupakan kebijakan yang mampu mengaktualisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, dan melastarikan adat istiadat setiap kelompok masyarakat, serta memenuhi dan menyelamtakan warisan budaya daerah sebagai akar budaya bangsa. 

"Terpilihnya Kota Baubau sebagai tuan rumah penyelenggaraan FKMA ASEAN, kami pandang sebagai sebuah kehormatan yang terasa istimewa, sekaligus menjadi berkah bagi Kota Baubau. Jika melihat keberadaan festival ini merupakan iven berskala internasional yang gaungnya telah mendunia, dibuktikan dengan kehadiran dan ketertarikan para tamu dari dalam negeri dan manca negara," katanya. 

Kemudian, Mustari juga mngatakan, keberadaan iven akbar tersebut telah memberikaan ruang yang cukup bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk mempromosikan kekayaan budaya masyarakat Buton dan potensi-potensi lainnya sehingga memberi nilai tambah bagi pembangunan daerah. 

"Olehnya itu, saya meyakini sebagai tuan rumah penyelenggaraan sebesar ini telah memberi spirit dan motivasi tersendiri bagi pemerintah daerah, khususnya pemerintah Kota Baubau bersama stakeholder terkait untuk menyiapkan berbagai hal demi suksesnya festival keraton ini," ujarnya.  Plh Sekda Provinsi Sultra La Ode Mustari (kanan) memukul gong membuka pelaksanaan FKMA ASEAN VI di Kota Baubau, Selasa. Kegiatan FKMA akan berlangsung pada 18-21 November 2019. (Foto Antara/Yusran)
Sementara itu, Wali Kota Baubau, AS Tamrin menyebutkan, sengaja menyandingkan "PO-5" dalam kegiatan FKMA sebagai upaya untuk menyadarkan anak-anak atau generasi penerus bahwa ada warisan leluhur daerah yang patut diberikan contoh teladan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

"PO-5 itu adalah nilai-nilai yang kita angkat dan padukan dengan suasana kekinian. Itulah sebabnya kita mengangkat PO-5 karena PO-5 itu landasan filosofisnya adalah "Sarapatanguna". Nah inilah yang kita mau angkat sehingga makna dari festival ini harus seperti disampaikan juga oleh yang mulia Paduka Adipati Arief Natadiningrat," ujarnya. 

Kemudian, menurutnya, perlunya juga mengangkat budaya daerah sebagai upaya dalam rangka mereviitalisasi kembali mental, moral yang sudah parah. 

"Kita harus jujurlah, dimana-mana (mental-moral) sudah begitu. Kita tidak mempersoalkan bagaimana modelnya. Tapi mudah-mudahan sekarang semakin baik," ujarnya. 

Dalam pembukaan FKMA yang digelar di lapangan stadion Betoambari Baubau tersebut, juga dilakukan penyerahan cendramata oleh Sultan Adipati Arief Natadiningrat kepada Sekda Provinsi La Ode Mustari dan Wali Kota Baubau AS Tamrin, termasuk juga Sekda Baubau Roni Muhtar menerima cendramata dari bangsawan Kutai Kartanegara.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024