Tasikmalaya (ANTARA) - Sebanyak 25 makam rusak seperti sengaja dibongkar tanahnya di bawah nisan secara misterius di Tempat Pemakaman Umum Kampung Pakemitan II, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, akibatnya warga dan kepolisian melakukan penelusuran penyebab kerusakan makam itu, Sabtu.
Seorang warga juga penggali makam setempat, Anda Juanda (54) mengatakan, makam yang rusak karena diduga sengaja dibongkar itu pertama kali diketahui oleh warga yang akan berziarah pada Jumat (8/11) pagi.
"Saat dicek ada 25 makam yang terbuka," katanya.
Ia mengatakan, makam yang rusak itu seperti sengaja digali dengan menggunakan tangan dengan kedalaman tanah bekas galian sekitar 50 sentimeter.
Makam yang rusak dibongkar itu, kata dia, hanya terbuka pada bagian bawah batu nisan masing-masing makam, sementara jenazah atau tengkoraknya tidak hilang.
"Jenazah dan kerangkanya tidak ada yang hilang, hanya rusak bagian bawah nisan saja," katanya.
Ia mengungkapkan, temuan makam rusak bukan yang pertama kali terjadi, sebelum pemilihan kepala desa (pilkades) ada dua makam yang ditemukan rusak.
Ia mengaku tidak tahu siapa yang melakukan perbuatan itu, bahkan tidak tahu tujuannya untuk apa. "Saya tidak tahu buat apa (merusak makam)," katanya.
Saat ini masyarakat dan keluarga dari makam tersebut secara gotong royong memperbaiki makam yang rusak.
Seorang warga juga penggali makam setempat, Anda Juanda (54) mengatakan, makam yang rusak karena diduga sengaja dibongkar itu pertama kali diketahui oleh warga yang akan berziarah pada Jumat (8/11) pagi.
"Saat dicek ada 25 makam yang terbuka," katanya.
Ia mengatakan, makam yang rusak itu seperti sengaja digali dengan menggunakan tangan dengan kedalaman tanah bekas galian sekitar 50 sentimeter.
Makam yang rusak dibongkar itu, kata dia, hanya terbuka pada bagian bawah batu nisan masing-masing makam, sementara jenazah atau tengkoraknya tidak hilang.
"Jenazah dan kerangkanya tidak ada yang hilang, hanya rusak bagian bawah nisan saja," katanya.
Ia mengungkapkan, temuan makam rusak bukan yang pertama kali terjadi, sebelum pemilihan kepala desa (pilkades) ada dua makam yang ditemukan rusak.
Ia mengaku tidak tahu siapa yang melakukan perbuatan itu, bahkan tidak tahu tujuannya untuk apa. "Saya tidak tahu buat apa (merusak makam)," katanya.
Saat ini masyarakat dan keluarga dari makam tersebut secara gotong royong memperbaiki makam yang rusak.