Kolaka (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar sosialisasi tentang stunting kepada masyarakat Desa Plasma Jaya, Kecamatan Polinggona, Sabtu.

Plt Kepala BKKBN Sultra, Jamaluddin, mengatakan sosialisasi tersebut bertujuan untuk mencegah stunting atau sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya di daerah itu.

"Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama, akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi," katanya.

Dikatakan, BKKBN proaktif dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dikembangkan oleh BKKBN untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua dan keluarga anak khususnya anak usia di bawah dua tahun termasuk dari dalam kandungan.

Kepala Dinas Dalduk Dan KB Kabupaten Kolaka, dr Muliati Habibullah, mengatakan stunting dapat dicegah, salah satunya melalui pengasuhan pada masa seribu hari pertama kehidupan. Selama kehamilan ibu harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan pemeriksaan minimal empat kali dalam masa kehamilan.

"Selanjutnya memberikan stimulasi pada janin dalam kandungan, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI hingga usia dua tahun," katanya. Plt kepala BKKBN Sultra, Jamaludin, saat berikan penyuluhan pada sosialisasi materi dan media komunikasi informasi edukasi (KIE) proyek prioritas nasional promosi dan KIE pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan di Desa Plasma Jaya Kecamatan Polinggona Kabupaten Kolaka, Sabtu. (Foto ANTARA/Suparman)
Kemudian katanya, memperkenalkan makanan bergizi pada anak sesuai dengan usia, memberikan stimulasi kepada anak sesuai dengan usianya dan memantau perkembangan anak.

“Kita tingkatkan kesadaran untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak-anak kita,” kata Muliati.

Sementara itu, Camat Polinggona, Guntur Suhandoko, mengatakan di daerahnya terdapat dua desa yang menjadi lokus stunting yakni Desa Plasma Jaya dan Desa Tanggeau.

"Daerah kami menjadi lokus stunting masih menggunakan data lama, tetapi saat ini pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menekan dan mencegah stunting," katanya.

Guntur juga mengatakan bahwa status lokus stunting di Plasma Jaya mendorong berbagai lembaga untuk memberikan program dan bantuan dalam rangka meningkatkan kualitas masyarakat di daerah itu.

"Disini masuk juga program Pamsimas, dan beberapa program atau kegiatan lainnya,"  kata Guntur Suhandoko yang baru menjabat sekitar dua bulan tersebut.

Guntur meminta kepada seluruh warga setempat untuk mendukung semua program pemerintah di daerah itu terutama yang berhubungan dengan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) terutama kampung KB.

Kegiatan yang serupa pada waktu yang sama juga dilakukan BKKBN Sultra di Desa Tanggeau Kecamatan Polinggona, Kabupaten Kolaka, dan Desa Oko Oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka.

Kegiatan sosialisasi di Desa Tanggeau, dihadiri oleh Kasubbid Bina Ketahanan Remaja BKKBN Sultra, Wiwit Imbar Mawarti, Kemudian di Desa Oko Oko dihadiri oleh Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN Sultra, Asmar dan Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Sultra, Rahmat.

 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024