Kendari (ANTARA) - Tangisan haru mengiringi acara penutupan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu siang, di salah satu hotel di Kendari.
Sebelum penutupan, para peserta SMN asal Bangka Belitung menampilkan tiga tarian khas Sulawesi Tenggara diantaranya Tari Linda merupakan tarian khas Suku Muna, Tari Molulo yaitu tarian khas Suku Tolaki dan tarian khas Suku Moronene.
Selanjutnya peserta SMN asal Sulawesi Tenggara menampilkan Tari khas Bangka Belitung yaitu Tari Sepen, merupakan tarian tradisional masyarakat Kepulauan Belitung yang di dalamnya terdapat unsur gerakan pencak silat.
Usai penampilan para peserta SMN, tampak suasana haru diwarnai dengan isak tangis para pesera SMN baik dari Provinsi Bangka Belitung maupun peserta SMN dari Provinsi Sulawesi Tenggara, ketika para peserta hendak akan meninggalkan ruangan.
Peserta SMN asal Bangka Belitung saling merangkul sesama peserta dan pendamping di acara penutupan SMN di Sulawesi Tenggara, Sabtu (24/8/19). (ANTARA/Harianto)
Terlihat para peserta SMN saling berpelukan satu sama lain, baik dari pihak PT Antam sebagai koordinator bersama PT Asuransi Jasindo dan PT Indofarma maupun para guru-guru pendamping. Bahkan terlihat seluruh peserta saling merangkul pundak satu sama lain dengan membentuk lingkaran.
Salah seorang guru pendamping SMN Bangka Belitung, Rikardo Henri, asal SMAN 1 Pemali, Kabupaten Bangka mengatakan sangat terharu melihat suasana acara penutupan SMN tersebut.
"Semoga tetesan air mata anak-anak didik kami membawa lembaran baru untuk menjadi lebih baik lagi, wawasannya semakin bertambah, lebih beretika dan sopan santun, serta selalu berbakti dan menghormati orang tuanya, guru-guru dan masyarakat sekitarnya," kata Rikardo, di Kendari, Sabtu.
Salah seorang peserta SMN Babel, Gilang Halipit asal SMAN 1 Muntok mengatakan sangat sedih karena harus berpisah bersama teman-temannya yang telah bersama dirinya kurang lebih delapan hari.
"Jadi selama kami berada di Sulawesi Tenggara, kami merasakan suatu kehangatan di tengah-tengah masyarakat, dimana mereka menyambut kami dengan hangat, kami seperti orang yang sudah kenal lama, disini juga kami dibina untuk saling bekerja sama dan saling menjaga kekompakan, menanamkan jiwa korsa, disiplin. Dan sekarang saya sangat sedih karena kami semua akan berpisah," kata Gilang dengan raut wajah yang sedih.
Acara penutupan SMN tersebut dihadiri oleh Disdikbud Sultra yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA, Andi Asnawati Achmad, Wali Kota Kendari diwakili Asisten II, Rusnani, Komandan Lanud Haluoleo diwakili Kadis Operasional, Mayor Lek Syamsul Rijal.
Selanjutnya, Direktur SDM PT Asuransi Jasindo, Linggarsari Suharso, VP CSR PT Antam, Resna Handayani, perwakilan PT Indofarma, Guntoro, Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Surveyor Indonesia Rosmanidar Zulkifli, Kepala Divisi CSR PT Timah, Yanuar Soenartono serta Kepala Biro Antara Sultra, Hernawan Wahyudono.
Untuk diketahui, para peserta SMN asal Provinsi Sulawesi Tenggara di berangkatkan ke Bangka Belitung pada tanggal 15-22 Agustus 2019. Sementara para peserta SMN asal Bangka Belitung berada di Sulawesi Tenggara sejak tanggal 16-24 Agustus 2019.*
Sebelum penutupan, para peserta SMN asal Bangka Belitung menampilkan tiga tarian khas Sulawesi Tenggara diantaranya Tari Linda merupakan tarian khas Suku Muna, Tari Molulo yaitu tarian khas Suku Tolaki dan tarian khas Suku Moronene.
Selanjutnya peserta SMN asal Sulawesi Tenggara menampilkan Tari khas Bangka Belitung yaitu Tari Sepen, merupakan tarian tradisional masyarakat Kepulauan Belitung yang di dalamnya terdapat unsur gerakan pencak silat.
Usai penampilan para peserta SMN, tampak suasana haru diwarnai dengan isak tangis para pesera SMN baik dari Provinsi Bangka Belitung maupun peserta SMN dari Provinsi Sulawesi Tenggara, ketika para peserta hendak akan meninggalkan ruangan.
Terlihat para peserta SMN saling berpelukan satu sama lain, baik dari pihak PT Antam sebagai koordinator bersama PT Asuransi Jasindo dan PT Indofarma maupun para guru-guru pendamping. Bahkan terlihat seluruh peserta saling merangkul pundak satu sama lain dengan membentuk lingkaran.
Salah seorang guru pendamping SMN Bangka Belitung, Rikardo Henri, asal SMAN 1 Pemali, Kabupaten Bangka mengatakan sangat terharu melihat suasana acara penutupan SMN tersebut.
"Semoga tetesan air mata anak-anak didik kami membawa lembaran baru untuk menjadi lebih baik lagi, wawasannya semakin bertambah, lebih beretika dan sopan santun, serta selalu berbakti dan menghormati orang tuanya, guru-guru dan masyarakat sekitarnya," kata Rikardo, di Kendari, Sabtu.
Salah seorang peserta SMN Babel, Gilang Halipit asal SMAN 1 Muntok mengatakan sangat sedih karena harus berpisah bersama teman-temannya yang telah bersama dirinya kurang lebih delapan hari.
"Jadi selama kami berada di Sulawesi Tenggara, kami merasakan suatu kehangatan di tengah-tengah masyarakat, dimana mereka menyambut kami dengan hangat, kami seperti orang yang sudah kenal lama, disini juga kami dibina untuk saling bekerja sama dan saling menjaga kekompakan, menanamkan jiwa korsa, disiplin. Dan sekarang saya sangat sedih karena kami semua akan berpisah," kata Gilang dengan raut wajah yang sedih.
Acara penutupan SMN tersebut dihadiri oleh Disdikbud Sultra yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA, Andi Asnawati Achmad, Wali Kota Kendari diwakili Asisten II, Rusnani, Komandan Lanud Haluoleo diwakili Kadis Operasional, Mayor Lek Syamsul Rijal.
Selanjutnya, Direktur SDM PT Asuransi Jasindo, Linggarsari Suharso, VP CSR PT Antam, Resna Handayani, perwakilan PT Indofarma, Guntoro, Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Surveyor Indonesia Rosmanidar Zulkifli, Kepala Divisi CSR PT Timah, Yanuar Soenartono serta Kepala Biro Antara Sultra, Hernawan Wahyudono.
Untuk diketahui, para peserta SMN asal Provinsi Sulawesi Tenggara di berangkatkan ke Bangka Belitung pada tanggal 15-22 Agustus 2019. Sementara para peserta SMN asal Bangka Belitung berada di Sulawesi Tenggara sejak tanggal 16-24 Agustus 2019.*