Jakarta (ANTARA) - Situasi keamanan di Timika, Kabupaten Mimika, Papua Barat dan Jayapura, Papua, berlangsung kondusif dan normal setelah aksi demonstrasi yang menyuarakan aspirasi anti-rasisme, terkait insiden yang menimpa mahasiswa Papua di Malang, Provinsi Jawa Timur, pada 16 Agustus 2019.
"Di daerah Mimika dan Jayapura situasi kondusif normal. Aktivitas berjalan sebagaimana biasanya," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Menurut dia, untuk mengantisipasi adanya aksi lanjutan TNI dan Polri selalu berkoordinasi, bahkan intelijen dikerahkan untuk mengantisipasi peristiwa kerusuhan.
"Sudah kita antisipasi dengan koordinasi lapangan antara polisi dan Kodim setempat," kata Eko.
Aksi massa di Timika, Kabupaten Mimika, pada Rabu (21/8) yang awalnya mengusung misi damai berlangsung rusuh dan massa melempari gedung DPRD Mimika dengan batu.
Aksi melempari batu ini rupanya dipicu kekecewaan massa yang lama menunggu kedatangan Ketua DPRD Mimika dan Bupati Mimika.
Mereka berharap keduanya mau menemui massa yang mencapai seribu orang.
Mereka turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi anti-rasisme, terkait insiden yang menimpa mahasiswa Papua di Malang, Provinsi Jawa Timur, pada 16 Agustus 2019.
Untuk di Jayapura sendiri tidak terjadi kerusuhan, namun massa melakukan pemblokiran jalan utama menuju Bandara Sentani.
"Sementara tidak ada aksi (pengerusakan), tapi sudah aksi penutupan jalan ke bandara," jelas Eko.
"Di daerah Mimika dan Jayapura situasi kondusif normal. Aktivitas berjalan sebagaimana biasanya," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Menurut dia, untuk mengantisipasi adanya aksi lanjutan TNI dan Polri selalu berkoordinasi, bahkan intelijen dikerahkan untuk mengantisipasi peristiwa kerusuhan.
"Sudah kita antisipasi dengan koordinasi lapangan antara polisi dan Kodim setempat," kata Eko.
Aksi massa di Timika, Kabupaten Mimika, pada Rabu (21/8) yang awalnya mengusung misi damai berlangsung rusuh dan massa melempari gedung DPRD Mimika dengan batu.
Aksi melempari batu ini rupanya dipicu kekecewaan massa yang lama menunggu kedatangan Ketua DPRD Mimika dan Bupati Mimika.
Mereka berharap keduanya mau menemui massa yang mencapai seribu orang.
Mereka turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi anti-rasisme, terkait insiden yang menimpa mahasiswa Papua di Malang, Provinsi Jawa Timur, pada 16 Agustus 2019.
Untuk di Jayapura sendiri tidak terjadi kerusuhan, namun massa melakukan pemblokiran jalan utama menuju Bandara Sentani.
"Sementara tidak ada aksi (pengerusakan), tapi sudah aksi penutupan jalan ke bandara," jelas Eko.