Sorowako (ANTARA) - PT Vale Indonesia Tbk, melalui fasilitas pembibitan pohon (Nursery) seluas 2.5 hekatare menyiapkan 700 ribu bibit tanaman per tahun untuk mereklamasi lahan pascapengolahan tambang di daerah itu.
Reforestation Engineer PT Vale, Andri Ardiansyah mengatakan, dalam area Nursery itu sudah dikembangkan sebanyak 65 jenis bibit tanaman yang sifatnya cepat tumbuh maupun tanaman yang memang untuk didaur ulang.
"Dari 65 jenis tanaman yang dilakukan pembibitan di Nursery, yang paling dominan di tahap awal yaitu penanaman tanaman pionir yang diunggulkan di antaranya tanaman Biti (jenis pionir lokal), Kayu Angin, Sengon Buto, Ekaliptus, Buri (Pucuk Merah), dan Dengen (jenis tanaman lokal daur panjang)," kata Andri Ardiansyah di Sorowako, Kamis.
Bibit yang berada di Nursery itu dipilih sejak tahun 2005 dan berasal dari tanaman lokal di daerah itu, yang kemudian diproduksi kembali di fasilitas pembibitan Nursery, PT Vale Indonesia Tbk.
Berdasarkan data PT Vale, bibit yang berada di Nersery di antaranya pohon pionir lokal 10 jenis, pohon pionir aksotik 9 jenis, tanaman lokal berdaur panjang 29 jenis, tanaman eksotik berdaur panjang 1 jenis, multi ourpose tree species 13 jenis, cover crop 14 jenis dan jenis pohon pelindung dan jenis lainnya 6 jenis.
Andri Ardiansyah menyebutkan hingga tahun 2019, PT Vale Indonesia Tbk. telah membuka lahan hutan seluas 6.139 hektare dan yang telah direklamasi menjadi hutan seluas 4.211 hektare.
"Sejak perusahaan ini beroperasi tahun 1968, sudah ada seluas 6.139 hektare yang telah dilakukan penggalian tambang, dan lahan yang sudah direklamasi sampe tahap revegetasi seluas 4.211 hektare," katanya.
Baca juga: PT Vale Diminta Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal
Reforetation Engineer PT Vale, Andri Ardiansyah (tengah rompi), saat menjelaskan jenis-jenis tanaman yang ada di Nursery pada puluhan wartawan. (Foto ANTARA/Harianto)
Dia mengungkapkan setiap tahun luas lahan pasca tambang setiap tahunnya berbeda. Mulai 100 hektare bahkan bisa mencapai 500 hektare, dan untuk tahun 2019, PT Vale Indonesia akan melakukan reboisasi seluas 75 hektare, di mana sebelumnya mereboisasi seluas 93 hektare pada tahun 2018.
PT Vale Indonesia merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), yang berdiri sejak 25 Juli 1968.
PT Vale adalah bagian dari Vale, perusahaan multitambang yang berpusat di Brasil. Vale merupakan pemimpin global dalam produksi bijih besi dan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.
Baca juga: Rusak lingkungan, penertiban tambang ilegal harus dilakukan serius
Baca juga: Petani rumput laut protes limbah tambang nikel
Smelter Nikel PT VDNI Mulai Beroperasi;
Reforestation Engineer PT Vale, Andri Ardiansyah mengatakan, dalam area Nursery itu sudah dikembangkan sebanyak 65 jenis bibit tanaman yang sifatnya cepat tumbuh maupun tanaman yang memang untuk didaur ulang.
"Dari 65 jenis tanaman yang dilakukan pembibitan di Nursery, yang paling dominan di tahap awal yaitu penanaman tanaman pionir yang diunggulkan di antaranya tanaman Biti (jenis pionir lokal), Kayu Angin, Sengon Buto, Ekaliptus, Buri (Pucuk Merah), dan Dengen (jenis tanaman lokal daur panjang)," kata Andri Ardiansyah di Sorowako, Kamis.
Bibit yang berada di Nursery itu dipilih sejak tahun 2005 dan berasal dari tanaman lokal di daerah itu, yang kemudian diproduksi kembali di fasilitas pembibitan Nursery, PT Vale Indonesia Tbk.
Berdasarkan data PT Vale, bibit yang berada di Nersery di antaranya pohon pionir lokal 10 jenis, pohon pionir aksotik 9 jenis, tanaman lokal berdaur panjang 29 jenis, tanaman eksotik berdaur panjang 1 jenis, multi ourpose tree species 13 jenis, cover crop 14 jenis dan jenis pohon pelindung dan jenis lainnya 6 jenis.
Andri Ardiansyah menyebutkan hingga tahun 2019, PT Vale Indonesia Tbk. telah membuka lahan hutan seluas 6.139 hektare dan yang telah direklamasi menjadi hutan seluas 4.211 hektare.
"Sejak perusahaan ini beroperasi tahun 1968, sudah ada seluas 6.139 hektare yang telah dilakukan penggalian tambang, dan lahan yang sudah direklamasi sampe tahap revegetasi seluas 4.211 hektare," katanya.
Baca juga: PT Vale Diminta Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal
Dia mengungkapkan setiap tahun luas lahan pasca tambang setiap tahunnya berbeda. Mulai 100 hektare bahkan bisa mencapai 500 hektare, dan untuk tahun 2019, PT Vale Indonesia akan melakukan reboisasi seluas 75 hektare, di mana sebelumnya mereboisasi seluas 93 hektare pada tahun 2018.
PT Vale Indonesia merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), yang berdiri sejak 25 Juli 1968.
PT Vale adalah bagian dari Vale, perusahaan multitambang yang berpusat di Brasil. Vale merupakan pemimpin global dalam produksi bijih besi dan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.
Baca juga: Rusak lingkungan, penertiban tambang ilegal harus dilakukan serius
Baca juga: Petani rumput laut protes limbah tambang nikel
Smelter Nikel PT VDNI Mulai Beroperasi;