Kendari (ANTARA) - Harga berbagai jenis beras lokal pada lima pasar di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, hingga pada minggu terakhir Juli 2019, stabil namun harganya bervariasi antara satu pasar dengan pasar lainnya dengan perbedaan antara Rp150 hingga Rp250 per kilogramnya.

Keterangan dari Dinas Perindag Sultra, Senin, pantauan harga kebutuhan pokok yang setiap hari dicatat adalah pasar Sentral Kota Lama, pasar basah Mandonga, pasar Baru Wuawua, Pasar Baruga dan pasar sentral Anduonohu.

"Ke lima pasar utama di Kota kendari ini menjadi pantauan harga yang kami lakukan setiap hari, setiap mingguan lalau petugas kami merekap untuk mencari nilai rata-rata yang sesuai dengan harga sebenranya," kata Kabid Perdagnagn Dalam Negeri Disperindag Sultra, Muhammad Ali, di Kendari.

Di pasar sentral kota Kendari misalnya, harga beras lokal Konawe mencapai Rp10.200 per kg, di pasar basah mandonga justru Rp9.800 per kg dan pasar Andunoho seharga Rp10.200, sehingga setelah diumpulkan dari berbagai informasi harga maka ditetapkan bahwa harga beras lokal Konawe itu hingga kini sebesar Rp10.000 per kilogram.

Begitu pula dengan harga beras lokal seperti IR-48 dan beras Ciliwung. Di pasar sentral Kota lama masing-masing Rp10.00 dan Rp9.600 per kg, di pasar basah Mandonga harganya justru sedikit lebih murah yakni Rp9.500 per kg dan pasar Baruga justru harganya naik masing-masing Rp10.000 per kg bahkan mencapai Rp10.200 per kilo gram. Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra, Muhammad Ali.(foto ANTARA/ Azis Senong)

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disprerindag Sultra, Muhammad Ali mengatakan, terjadinya perbedaan harga beras di masing-masing pasar karena biasanya pedagang yang memasok beras ke tingkat pedagang harga berbeda beda, sehingga begitu dijual ke pedagang pengecer terjadi selisih harga.

"Biasanya yang menjadi faktor perbedaan harga beras tergantung dan kualitas beras itu. Semakin bagus kualitas beras yang dihasilkan petani maka semakin tinggi juga harga berasnya," ujarnya.

Belum lagi persaingan kualitas produk beras lokal dengan beras yang didatangkan dari laur daerah (antarpulau) yang membuat para pedagang memaksa untuk menurunkan harga sehingga, bila terjadi perbedaan harga sudah dimaklumi karena sudah menjadi mekanisme pasar yang tidak bisa diitervensi pemerintah.

Pantauan di sejumlah pasar di Kendari, stok beras di pedagang pengecer terpantau cukup tersedia, dan bahkan beberapa daerah di Sultra sudah ada yang panen, sehingga   walaupun terjadi perubahan harga masih dalam batas yang wajar.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024