Kendari (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong percepatan ekspor non migas seperti hasil pertanian dan pekebunan khususnya kakao dan hasil perikanan laut di mana selama 2019 ekspor Sultra meningkat cukup signifikan.
"Selama tahun 2019 kinerja ekspor Sulawesi Tenggara alami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya," Kata kadis Perindag Sultra, Hj Sitti Saleha di Kendari, Senin.
Ia menyebutkan, selama Januari hingga Juni 2019 volume ekpor Sultra mencapai 4.112,081 ton dengan nilai 693,752 juta dolar AS. Angka tersebut meningkat sekitar 10,2 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.
"Volume ekspor yang tercatat itu 96 persen masih didominasi hasil tambang khususnya fero nikel biji besi, sementara eskpor hasil pertanian, perkebunan dan perikanan laut masih sangat kecil," katanya.
Bahkan belum lama ini, kata Sitti Saleha, Gubernur Sultra Ali Mazi, telah mengekspor perdana komoditas kakao sebanyak 80 ton dengan tujuan Belanda yang proses pengirimannya dilakukan melalui pelabuhan New Port Bungkutoko Kendari.
Gubernur Ali Mazi mengapresiasi ekspor perdana yang dilakukan PT Kalla Kakao Industri tersebut, karena menjadi sebuah kebanggaan dan kemajuan daerah, untuk pertama kalinya melakukan ekspor hasil Sumber Daya Alam (SDA) lokal keluar negeri tersebut.
Selain komoditas perkebunan, pemerintah Sultra juga mengekspor hasil tangkapan berupa ikan tuna dan gurita sebanyak 36.900 kilogram milik PT Sultra Tuna Mandiri dan PT Yanangi dengan tujuan AS.
"Tentu dengan ekspor langsung tersebut, para pelaku usaha lainya juga didorong giat melakukan ekspor dengan menggalakkan semua potensi yang dimiliki para pelaku usaha untuk semakin berkembang,” katanya.
"Selama tahun 2019 kinerja ekspor Sulawesi Tenggara alami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya," Kata kadis Perindag Sultra, Hj Sitti Saleha di Kendari, Senin.
Ia menyebutkan, selama Januari hingga Juni 2019 volume ekpor Sultra mencapai 4.112,081 ton dengan nilai 693,752 juta dolar AS. Angka tersebut meningkat sekitar 10,2 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.
"Volume ekspor yang tercatat itu 96 persen masih didominasi hasil tambang khususnya fero nikel biji besi, sementara eskpor hasil pertanian, perkebunan dan perikanan laut masih sangat kecil," katanya.
Bahkan belum lama ini, kata Sitti Saleha, Gubernur Sultra Ali Mazi, telah mengekspor perdana komoditas kakao sebanyak 80 ton dengan tujuan Belanda yang proses pengirimannya dilakukan melalui pelabuhan New Port Bungkutoko Kendari.
Gubernur Ali Mazi mengapresiasi ekspor perdana yang dilakukan PT Kalla Kakao Industri tersebut, karena menjadi sebuah kebanggaan dan kemajuan daerah, untuk pertama kalinya melakukan ekspor hasil Sumber Daya Alam (SDA) lokal keluar negeri tersebut.
Selain komoditas perkebunan, pemerintah Sultra juga mengekspor hasil tangkapan berupa ikan tuna dan gurita sebanyak 36.900 kilogram milik PT Sultra Tuna Mandiri dan PT Yanangi dengan tujuan AS.
"Tentu dengan ekspor langsung tersebut, para pelaku usaha lainya juga didorong giat melakukan ekspor dengan menggalakkan semua potensi yang dimiliki para pelaku usaha untuk semakin berkembang,” katanya.