Kendari (ANTARA) - Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Pelindungan Anak Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, mengungkapkan bahwa pencabulan masih mendominasi pada masalah anak berhadapan hukum (ABH) di wilayah itu.

"Khusus Kabupaten Buton Selatan yang mendominasi itu kasus pencabulan yang masuk ABH. Kasus pencabulan yang terakhir terjadi di Sampolawa, korbannya anak di bawah umur," aktivis Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Pelindungan Anak Buton Selatan, La Ode Muhammad Yamin, melalui pesan singat yang diterima di Kendari, Jumat

Ia mengatakan bahwa kasus anak berhadapan dengan hukum di Kabupaten Buton Selatan terbilang cukup tinggi selama setahun terakhir ini.

Yamin menyebutkan, hingga Juli 2019 pihaknya telah mengawal dan menyelesaikan sejumlah kasus ABH yang meliputi kasus pencabulan dan penganiayaan.

"Untuk kasus pencabulan, kami telah menyelesaikan empat kasus, dan keempatnya anak sebagai korban dan pelakunya adalah orang terdekat korban," ujarnya.

 Selainanak sebagai korban, pihaknya juga telah menyelesaikan dua kasus anak sebagai pelaku.

Yamin mengatakan, seluruh kasus itu diselesaikan melalui jalur hukum, dan para pelaku menjalani masa tahanan sesuai dengan keputusan pengadilan.

Menurut dia, yang menjadi pelaku orang dewasa adalah bapak korban, paman, dan kakek korban, dan saat ini semua pelaku sudah dipenjara.

Selain kasus pencabulan, pihaknya juga menangani kasus pencurian dan penganiayaan yang rata-rata pelakunya adalah anak di bawah umur.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024