Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melelang proyek 9 bendungan baru dari 65 target pembangunan bendungan yang dicapai dalam Nawa Cita Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam mencapai kedaulatan pangan dan ketahanan air.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan hingga 2018, sebanyak 56 bendungan sudah dalam tahap konstruksi di mana 15 bendungan di antaranya sudah selesai.
"Pada 2019 sebanyak 9 bendungan baru akan dilelang untuk melengkapi 65 bendungan tadi," kata Hari melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Sebanyak 9 bendungan yang akan dibangun tahun ini yakni Bendungan Mbay di NTT, Jenelata di Sulawesi Selatan, Pelosika dan Ameroro di Sulawesi Tenggara, Jragung di Jawa Tengah, Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, Tiro di Nanggroe Aceh Darussalam, Budong-Budong di Sulawesi Barat, dan Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat.
Hari mengatakan, ada tiga bendungan lainnya yang siap untuk dilakukan pengisian dan diresmikan. Tiga Bendungan tersebut yakni Bendungan Sei Gong di Kota Batam, Sindangheula di Banten, dan Passeloreng di Sulawesi Selatan.
Bendungan Muara Sei Gong di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, memiliki kapasitas tampung 11,8 juta m3 dan luas Genangan 246,8 hektare yang akan menjadi sumber air baku berkapasitas sebesar 400 liter per detik.
Bendungan Sindangheula merupakan bendungan multifungsi memiliki manfaat besar bagi masyarakat di Kabupaten Serang maupun Kota Serang untuk irigasi di Daerah Irigasi Cibanten seluas 1.000 hektare.
Selain itu juga untuk pengendalian banjir daerah hilir Kabupaten Serang dan Kota Serang dengan kapasitas tampung banjir 1,5 juta m3 dan akan memasok air baku 0,8 m3/detik bagi Kabupaten dan Kota Serang.
Sementara itu, Bendungan Paselloreng berkapasitas tampung 138 juta m3 memiliki manfaat mengairi lahan irigasi seluas 7.000 ha, sebagai sumber air baku di Kabupaten Wajo sebesar 305 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 2,5 MW, serta konservasi air, pengendali banjir Sungai Gilireng, perikanan air tawar dan pariwisata.
Menurut Hari, Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA akan fokus untuk menyelesaian seluruh bendungan yang dibangun. Pembangunan bendungan baru akan dilakukan secara bertahap yakni mulai tahun 2021 hingga 2023 masing-masing sebanyak 5 bendungan setiap tahun sehingga total 15 bendungan.
"Kami akan bangun di daerah yang memiliki potensi seperti Bendungan Baliem dan Digul di Papua, Matenggeng di Kabupaten Cilacap, dan Lambakan di Kabupaten Paser," katanya.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan hingga 2018, sebanyak 56 bendungan sudah dalam tahap konstruksi di mana 15 bendungan di antaranya sudah selesai.
"Pada 2019 sebanyak 9 bendungan baru akan dilelang untuk melengkapi 65 bendungan tadi," kata Hari melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Sebanyak 9 bendungan yang akan dibangun tahun ini yakni Bendungan Mbay di NTT, Jenelata di Sulawesi Selatan, Pelosika dan Ameroro di Sulawesi Tenggara, Jragung di Jawa Tengah, Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, Tiro di Nanggroe Aceh Darussalam, Budong-Budong di Sulawesi Barat, dan Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat.
Hari mengatakan, ada tiga bendungan lainnya yang siap untuk dilakukan pengisian dan diresmikan. Tiga Bendungan tersebut yakni Bendungan Sei Gong di Kota Batam, Sindangheula di Banten, dan Passeloreng di Sulawesi Selatan.
Bendungan Muara Sei Gong di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, memiliki kapasitas tampung 11,8 juta m3 dan luas Genangan 246,8 hektare yang akan menjadi sumber air baku berkapasitas sebesar 400 liter per detik.
Bendungan Sindangheula merupakan bendungan multifungsi memiliki manfaat besar bagi masyarakat di Kabupaten Serang maupun Kota Serang untuk irigasi di Daerah Irigasi Cibanten seluas 1.000 hektare.
Selain itu juga untuk pengendalian banjir daerah hilir Kabupaten Serang dan Kota Serang dengan kapasitas tampung banjir 1,5 juta m3 dan akan memasok air baku 0,8 m3/detik bagi Kabupaten dan Kota Serang.
Sementara itu, Bendungan Paselloreng berkapasitas tampung 138 juta m3 memiliki manfaat mengairi lahan irigasi seluas 7.000 ha, sebagai sumber air baku di Kabupaten Wajo sebesar 305 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 2,5 MW, serta konservasi air, pengendali banjir Sungai Gilireng, perikanan air tawar dan pariwisata.
Menurut Hari, Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA akan fokus untuk menyelesaian seluruh bendungan yang dibangun. Pembangunan bendungan baru akan dilakukan secara bertahap yakni mulai tahun 2021 hingga 2023 masing-masing sebanyak 5 bendungan setiap tahun sehingga total 15 bendungan.
"Kami akan bangun di daerah yang memiliki potensi seperti Bendungan Baliem dan Digul di Papua, Matenggeng di Kabupaten Cilacap, dan Lambakan di Kabupaten Paser," katanya.