Kendari (ANTARA) - Memasuki H-4 dan H-5 lebaran idul fitri 1440 Hijriah, arus penumpang mudik lebaran di pelabuhan penyeberangan fery Kolaka  Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju Bajoe Sulawesi Selatan (Sulsel), terjadi peningkatan yang signifikan.

"Sejak H-5 lebaran Jumat (31/5), jumlah penumpang mudik lebaran meningkat hampir 10 persen dari-hari-hari sebelumnya,” terang Kepala Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) Kolaka Fuad Bahruddin kepoada sejumlah wartawan, Minggu.

Menurut Fuad, sejauh ini, pihak ASDP belum merencanakan penambahan trip penyeberangan fery, karena kondisi penumpang masih dapat terangkut oleh 6 kapal fery yang beroperasi setiap hari, baik dari Kolaka menuju Bajoe maupun sebaliknya.

“Puncak arus mudik di pelabuhan fery Kolaka-Bajoe diperkirakan terjadi pada H-3 lebaran atau hari ini 2 Juni hingga 3 Juni 2019,” ujarnya.

Diperkirakan, puncak arus mudik dipelabuhan Fery Kolaka-Bajoe tahun ini  lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya, karena sebagian besar warga Sultra utamanya yang dari kabupaten Kolaka, lebih memilih mudik melalui jalur laut dari pada menggunakan pesawat udara yang harganya lebih mahal.

"Untuk keamanan dan kenyamanan para penumpang di pelabuhan, kami dari ASDP Kolaka bekerjasama dengan Polres terus melakukan pengawasan, khususnya di loket penjualan tiket untuk menghindari calo,” imbuh Fuad Bahruddin.

Selain pelabuhan fery Kolaka-Bajoe, jalur alternative penyeberangan laut  mudik lebaran menuju Sulsel, juga menggunakan penyeberangan fery Tobako-Kolaka Utara menuju Siwa - Sulawesi Selatan.

Jalur darat dari Kolut melalui Malili kabupaten Luwu Timur menuju Sulselbar atau Sulawesi Barat, juga menjadi jalur pilihan lain warga untuk mudik lebaran meskipun menempuh waktu belasan jam.

"Kami memilih jalur linstas darat yang lebih aman, karena kondisi ombak di penyeberangan Tobako Kolaka Utara menuju Siwa Sulawesi Selatan cukup besar. Meskipun dari segi waktu tempuh agak lama," ujar Hariato salah seorang penumpang asal Kendari menuju Makassar.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024