Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara menyebutkan, nilai ekspor Sultra pada Maret 2019 tercatat 142,45 juta dolar AS atau naik sebesar 62,53 persen dibanding ekspor Februari 2019 yang tercatat 87,64 juta dolar AS.
Kepala BPS Sultra Moh.Edy Mahmud di Kendari, Kamis mengatakan, sementara, volume ekspor Maret 2019 tercatat 1.086,43 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 10,85 persen dibanding ekspor Februari 2019 yang tercatat 980,10 ribu ton.
Total ekspor Sulawesi Tenggara selama Januari-Maret 2019 mencapai 3.243,67 ribu ton atau senilai 338,80 juta dolar AS.
Sedangkan nilai impor Sultra pada bulan yang sama tercatat 28,75 juta dolar atau mengalami penurunan sebesar 44,46 persen dibanding impor Februari 2018 yang tercatat 51,76 juta dolar.
Sementara volume impor Maret 2019 tercatat 46,54 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 74,78 persen dibanding impor Februari 2019 yang tercatat 184,51 ribu ton.
Dengan demikian, kata Edy Mahmud, total impor Sulawesi Tenggara Januari-Maret 2019 mencapai 270,04 ribu ton atau senilai 110,94 juta dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat jelang rilis data inflasi BPS
Baca juga: April, Kota Kendari Inflasi 0,46 persen
Dikatakan, dari kegiatan ekspor maupun impor tersebut, sekitar 76,78 persen dari ekspor itu didominasi komoditas besi dan baja. Kemudian 21,48 persen dengan bahan biji, keral dan abu logam, dan sisanya komoditi ikan dan udang (1,29 persen), hasil perkebunan kakao/coklat sebesar 0,29 persen dan 0,08 persen dari bahan baku kayu.
"Pangsa pasar utama ekspor terbesar pada negara Tiongkok, menyusul India dan Taiwan yang mencapai 95,42 persen. Sedangkan sisanya 4,6 persen pada negara lainnya," katanya.
Kepala BPS Sultra Moh.Edy Mahmud di Kendari, Kamis mengatakan, sementara, volume ekspor Maret 2019 tercatat 1.086,43 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 10,85 persen dibanding ekspor Februari 2019 yang tercatat 980,10 ribu ton.
Total ekspor Sulawesi Tenggara selama Januari-Maret 2019 mencapai 3.243,67 ribu ton atau senilai 338,80 juta dolar AS.
Sedangkan nilai impor Sultra pada bulan yang sama tercatat 28,75 juta dolar atau mengalami penurunan sebesar 44,46 persen dibanding impor Februari 2018 yang tercatat 51,76 juta dolar.
Sementara volume impor Maret 2019 tercatat 46,54 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 74,78 persen dibanding impor Februari 2019 yang tercatat 184,51 ribu ton.
Dengan demikian, kata Edy Mahmud, total impor Sulawesi Tenggara Januari-Maret 2019 mencapai 270,04 ribu ton atau senilai 110,94 juta dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat jelang rilis data inflasi BPS
Baca juga: April, Kota Kendari Inflasi 0,46 persen
Dikatakan, dari kegiatan ekspor maupun impor tersebut, sekitar 76,78 persen dari ekspor itu didominasi komoditas besi dan baja. Kemudian 21,48 persen dengan bahan biji, keral dan abu logam, dan sisanya komoditi ikan dan udang (1,29 persen), hasil perkebunan kakao/coklat sebesar 0,29 persen dan 0,08 persen dari bahan baku kayu.
"Pangsa pasar utama ekspor terbesar pada negara Tiongkok, menyusul India dan Taiwan yang mencapai 95,42 persen. Sedangkan sisanya 4,6 persen pada negara lainnya," katanya.