Baubau (ANTARA) - Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, AS Tamrin melakukan panen perdana ikan lele yang dibudidaya dengan sistem bioflok di Pondok Pesantren Al-Amanah Kelurahan Liabuku, Kecamatan Bugi atau sekitar 3,1 kilometer dari Kota Baubau.
AS Tamrin di Baubau, Sabtu mengatakan, pembudidayaan ikan lele dengan sistem bioflok itu selain berguna sebagai sebuah pengembangan kreativitas anak didik hingga masyarakat, juga merupakan wadah peningkatan ekonomi masyarakat.
"Saya lihat teknologi rekayasa ini sangat bagus dan tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas. Dan ini terukur segala sesuatunya," ujar Tamrin dalam sambutannya, pada kegiatan panen perdana ikan lele sistem bioflog.
Bahkan dengan adanya budidaya jenis ikan air tawar tersebut, hemat dia, konsumsi ikan di daerah itu akan memberikan warna tersendiri.
"Kita lihat sendiri di Baubau ini sebagai daerah transit terdapat warung makan di mana-mana dan sangat laris," ujarnya.
Oleh karena itu, dengan panen perdana tersebut dia berharap budidaya ikan lele di lokasi Pondok Pesantren Al-Amanah dapat terus berkelanjutan.
"Saya tentu mengapresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepala DKP Provinsi yang sudah peduli memberikan perhatian pada masyarakat di Baubau meskipun melalui pesantren," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Askabul Kijo mengatakan, budidaya ikan lele yang dilakukan itu merupakan salah satu program yang dikembangkan bukan hanya ditingkat nasional, tetapi juga ditingkat daerah dalam rangka pengembangan gizi masyarakat.
"Makanya kita sepakat dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bahwa program ini sudah kita mulai 2004," katanya.
Dia juga mengatakan, pihaknya akan terus mendorong program yang diusulkan kabupaten/kota tidak hanya ikan lele, tetapi juga komoditi lainnya di bidang perikanan dalam mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
"Awalnya saat DKP Baubau mengusulkan itu ke provinsi, pihaknya sempat mempertanyakan karena Baubau merupakan penghasil ikan laut yang cukup banyak. Namun dengan ini bisa dibuktikan bahwa budidaya ikan air tawar mampu dikembangkan, bahkan budidaya ini bisa dikendalikan dengan baik," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Baubau, Sadidi mengatakan, budidaya ikan lele dengan sistem bioflok yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Amanah Liabuku sebanyak 16 lobang yang dibuat adalah sistem modern, mudah dan prosesnya sangat mampu dilakukan oleh masyarakat dengan tidak menggunakan lahan yang cukup luas.
"Sebanyak 16 lobang dengan per lubangnya sebanyak 2.000 bibit ikan sehingga totalnya kurang lebih 40 ribu ekor bibit. Sedangkan perkiraan produksi dalam panen perdana ini kurang lebih sebesar 4.000 kilo gram," ujarnya.
Pada kegiatan panen perdana itu hadir Wakil Wali Kota baubau, La Ode Ahmad Monianse, sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah Baubau, pimpinan dan santri pondok pesantren Al-Amanah, camat dan lurah setempat.
AS Tamrin di Baubau, Sabtu mengatakan, pembudidayaan ikan lele dengan sistem bioflok itu selain berguna sebagai sebuah pengembangan kreativitas anak didik hingga masyarakat, juga merupakan wadah peningkatan ekonomi masyarakat.
"Saya lihat teknologi rekayasa ini sangat bagus dan tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas. Dan ini terukur segala sesuatunya," ujar Tamrin dalam sambutannya, pada kegiatan panen perdana ikan lele sistem bioflog.
Bahkan dengan adanya budidaya jenis ikan air tawar tersebut, hemat dia, konsumsi ikan di daerah itu akan memberikan warna tersendiri.
"Kita lihat sendiri di Baubau ini sebagai daerah transit terdapat warung makan di mana-mana dan sangat laris," ujarnya.
Oleh karena itu, dengan panen perdana tersebut dia berharap budidaya ikan lele di lokasi Pondok Pesantren Al-Amanah dapat terus berkelanjutan.
"Saya tentu mengapresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepala DKP Provinsi yang sudah peduli memberikan perhatian pada masyarakat di Baubau meskipun melalui pesantren," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Askabul Kijo mengatakan, budidaya ikan lele yang dilakukan itu merupakan salah satu program yang dikembangkan bukan hanya ditingkat nasional, tetapi juga ditingkat daerah dalam rangka pengembangan gizi masyarakat.
"Makanya kita sepakat dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bahwa program ini sudah kita mulai 2004," katanya.
Dia juga mengatakan, pihaknya akan terus mendorong program yang diusulkan kabupaten/kota tidak hanya ikan lele, tetapi juga komoditi lainnya di bidang perikanan dalam mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
"Awalnya saat DKP Baubau mengusulkan itu ke provinsi, pihaknya sempat mempertanyakan karena Baubau merupakan penghasil ikan laut yang cukup banyak. Namun dengan ini bisa dibuktikan bahwa budidaya ikan air tawar mampu dikembangkan, bahkan budidaya ini bisa dikendalikan dengan baik," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Baubau, Sadidi mengatakan, budidaya ikan lele dengan sistem bioflok yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Amanah Liabuku sebanyak 16 lobang yang dibuat adalah sistem modern, mudah dan prosesnya sangat mampu dilakukan oleh masyarakat dengan tidak menggunakan lahan yang cukup luas.
"Sebanyak 16 lobang dengan per lubangnya sebanyak 2.000 bibit ikan sehingga totalnya kurang lebih 40 ribu ekor bibit. Sedangkan perkiraan produksi dalam panen perdana ini kurang lebih sebesar 4.000 kilo gram," ujarnya.
Pada kegiatan panen perdana itu hadir Wakil Wali Kota baubau, La Ode Ahmad Monianse, sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah Baubau, pimpinan dan santri pondok pesantren Al-Amanah, camat dan lurah setempat.