Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak melemah pada Jumat ini dipicu penguatan dolar AS terhadap Euro.

"Dolar menguat terhadap mata uang utama dunia terutama Euro pasca keputusan bank sentral Uni Eropa atau European Central Bank (ECB) untuk menahan tingkat suku bunga di level 0 persen dan memprediksi bahwa ekonomi Uni Eropa akan mengalami perlambatan dalam waktu dekat," ujar Ahmad di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, pasar tenaga kerja di AS masih cukup kuat. Tercatat data klaim pengangguran (jobless claim) di AS minggu kedua Januari mengalami penurunan sebesar 13.000 orang menjadi 199 ribu orang dan merupakan yang terendah sejak tahun 1969 yang tercatat mencapai 197.000.

Sebelumnya pada Desember 2018, tingkat pengangguran naik menjadi 3,9 persen dari 3,7 persen pada November 2018. 

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pasar tenaga kerja AS yang cukup ketat ini menjadi salah satu pertimbangan the Fed untuk menaikkan suku bunganya.

Namun survei Bloomberg mencatat 99,5 persen hasil pooling memperkirakan The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 30 Januari 2019 ini.

"Pelemahan rupiah hari ini akan menuju kisaran antara Rp14.170 sampai dengan Rp14.185 per USD," ujar Lana.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi ini masih bergerak menguat 12 poin menjadi Rp14.158 dibanding posisi sebelumnya Rp14.170 per dolar AS. 

Sementara itu, Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.151 - Rp 14.167 per dolar AS. 

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat, mata uang rupiah tercatat menguat menjadi Rp14.188 dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.221 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah pada Jumat pagi menguat tujuh poin ke Rp14.163

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024