Baubau (Antaranews Sultra) - Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas 1 Baubau, Sulawesi Tenggara, mulai melakukan uji coba penggunaan peralatan x-ray (sinar elektromagnetik) yang kini sudah terpasang di Pelabuhan Murhum daerah itu. 

Kepala Seksi Fasilitas Pelabuhan dan Ketertiban Kantor UPP Baubau, Harlan April Yanto, di Baubau, Sabtu, mengatakan, keberadaan x-ray yang sudah terpasang sekitar tiga pekan lalu di depan pintu masuk ruang termimal penumpang tersebut masih tahap disosialisasikan kepada masyarakat yang akan bepergian melalui jalur transportasi laut itu. 

“Yang pertama pastinya pelabuhan ini termasuk dalam proyek vital nasional, jadi apapun bentuk proyek vital nasional itu mencakup keselamatan dan keamanan baik kapal, barang dan orang, karena fungsi x-ray untuk mendeteksi barang-barang bawaan penumpang yang terkait barang berbahaya,” ujar Harlan, didampingi Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPP Baubau, Andrev Kartin Edward. 

Ia mengatakan, pemasangan x-ray dan outo gate (gerbang otomatis) di pelabuhan Murhum Baubau merupakan salah satu apresiasi pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dengan memilih pelabuhan Murhum sebagai salah satu dari lima pelabuhan di Nusantara sebagai pilot projek percontohan bersama dengan pelabuhan Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), Tarakan (Kalimantan Utara), Tulehu(Maluku), dan Kali Adem (Jakarta). 

“Jadi memang x-ray ini merupakan barang baru di pelabuhan Murhum, tapi kalau kita tidak memulai maka tidak akan ada progres untuk pelabuhan kita. Oleh karena itu, dengan terpasangnya alat ini kita sudah mulai sosialisasikan seperti salah satunya dalam bentuk sanduk atau baleho,” ujarnya. 

Dalam uji coba alat yang ditangani oleh operator yang telah mengikuti pendidikan dan bersertifikasi khusus tersebut, kata dia, ditemukan beberapa barang bawaaan penumpang yang dianggap barang berbahaya seperti senjata tajam, minuman keras dan bahan bakar minyak (BBM) yang sudah terkemas rapi. 

“Memang jumlahnya tidak besar, tetapi kalau terjadi suatu hal yang tidak diinginkan resikonya akan berbahaya dan merugikan pihak-pihak lain diatas kapal. Memang ada beberapa masyarakat yang membawa Sajam dengan alasan untuk didagangkan, namun kita lakukan pengemasan dan perlakuan khusus minimal barangnya tidak berbarengan dengan penumpangnya,nanti setibanya ditempat tujuan pemilik barang akan berkoordinasi kembali kepada pihak kapal,” ujarnya. 

Meskipun langkah awal sosialisasi tersebut ada hal kontra dan terdapat kekurangan, menurutnya, kemungkinan itu karena masyarakat belum terbiasa, akan tetapi pihaknya tetap terus melakukan evaluasi secara bertahap dengan upaya meminimalisir adanya barang-barang berbahaya yang akan dibawa naik keatas kapal.

“Jadi x-ray ini pengadaannya satu paket dengan outo gate yang satu kesatuan dengan e-tiketing, tujuannya agar orang yang sudah memiliki tiket atau orang yang masuk kepelabuhan adalah orang-orang yang punya kepentingan. Jadi fungsi e-tiketing selain mempermudah, juga memperkecil data manifest yang selama ini selalu simpang siur jadi lebih akurat,” ujarnya. 

Sementara, Penerima Hasil Pekerjaan (PHP) Direktorat Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut, Ilham Marzuki mengatakan, pemasangan x-ray dan outo gate tersebut merupakan keinginan Menteri Perhubungan untuk keselamatan pelayaran. Bahkan kemungkinan ke depan semua pelabuhan akan dipasangkan peralatan alat tersebut. 

“Makanya lima pelabuhan percontohan ini dilihat dulu dan dievaluasi, kalau memang bagus saya yakin semua pelabuhan penumpang akan dipasang x-ray,” ujarnya, seraya menambahkan evaluasi akan tetap terus berjalan. 

Sedangkan untuk jangka masa sosialisasi tersebut, menurut dia, bisa dilaksanakan dalam waktu enam bulan atau setahun, sebab dalam memberikan pemahaman dengan adanya peralatan baru di pelabuhan itu tidak gampang karena masyarakat masih berpedoman dengan kearifan lokal atau budaya dan kebiasaan. 

“Imbauan kita kepada calon penumpang yang akan naik kapal untuk memastikan memiliki tiket jauh sebelumnya, karena dengan adanya penerapan x-ray ini memerlukan waktu proses verifikasi dan evaluasi penumpang, sehingga ketika datang bisa langsung masuk ke dalam terminal penumpang untuk menunggu,” imbau Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPP Baubau, Andrev Kartin Edward. 

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024