Kendari (Antaranews Sultra) - Hutan mangrove di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, yang berdasarkan data Dinas Kelauatan dan Perikanan masih terdata seluas 6.053 hektare tersebar di enam wilayah pesisir di daerah itu.

"Enam wilayah pesisir menjadi habitat hutan mangrove terdapat di Pulau Kabaena, Pulau Sagori, Pulau Kambing, Pulau Canggoreng, Mangata, dan Pulau Hantu, dan kondisinya sebagain masih alami dan sebagian lainnya sudah banyak yang dijarah masyarakat," kata pengusaha hasil laut, Supriyansah Yusuf, Rabu.

Ia mengatakan keberadaan hutan mangrove ini perlu dijaga kelestariannya oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama yang mendiami pesisir pantai sebab mangrove menjadi tempat habitnya ikan-ikan pantai, udang dan kepiting bakau.

"Hutan mangrove ini menjadi tanggung jawab bersama untuk memeliharanya. Jangan sampai karena desakan kebutuhan membangun sehingga hutan mangrove ditebang habis masyarakat,? katanya.

Ia mengatakan, jika melihat data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bombana, vegetasi mangrove yang tumbuh homogen. Kemudian jenis magrovenya terdiri dari Rhizopora sp, Avicennia sp, dan Bruguera sp.

Secara umum, manfaat ekologi keberadaan hutan mangrove, di antaranya produsen nutrien bagi ekosistem pesisir.

"Hutan mangrove juga menjadi penyaring sekaligus pengikat sedimen yang diangkut aliran air permukaan,? ujar Supriansyah Yusuf.

Selain itu, lanjut dia, mangrove juga dapat meredam pengaruh gelombang laut, terutama dapat menekan terjadinya pengikisan pantai atau abrasi. Selain itu, mangrove juga tempat hidup berbagai biota laut lainnya.

Supriansyah menaruh perhatian khusus terhadap hutan mangrove di Bombana karena mempunyai nilai ekonomis terutama dapat menjadi habit utama bagi berkembangbiaknya habitat laut dalam satu ekosistim.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024