Kendari (Antaranews Sultra) - Sekretaris Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra), Jamaluddin, mengatakan Kampung KB ini dibentuk untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara.
     
"Sedangkan secara khusus, Kampung KB ini dibentuk untuk meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat," kata Jamaluddin di Kendari, Jumat.
     
Ia mengatakan, keberadaan Kampung KB juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan.
     
"Setiap tahun, program Kampung KB ini akan dievaluasi, untuk melihat sejauh mana keberhasilan gerakan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah demi menyongsong bonus demografi," katanya.
     
Dijelaskan, bonus demografi merupakan potensi keuntungan pada pertumbuhan ekonomi, ketika jumlah penduduk usia produktif (15-65 tahun) melebihi jumlah usia penduduk nonproduktif ( 65 tahun).
     
"Meski Kampung KB sudah menjangkau semua daerah terpencil dan pelosok, Sekretaris BKKBN Sultra, Jamaludin, menilai, keberhasilan Kampung KB belum maksimal," ujarnya.
     
Dengan adanya Kampung KB kata Jamaluddin, kepersertaan masyarakat untuk ikut program KB sudah mencapai 62 persenan, namun belum mampu menekan angka kelahiran di Provinsi Sultra.
       
"Persentasenya masih di atas angka kelahiran nasional yakni 2,1 persen. Sementara persentase angka kelahiran di Sultra saat ini, masih berada di kisaran 2.8 persen," katanya.
       
Disebutkan, hingga tahun 2018, tercatat sudah 212 Kampung KB dibentuk di Sultra yang tersebar di seluruh kecamatan.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024