Kendari (Antaranews Sultra) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, melakukan kegitan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul "PKM Usaha Kue Baruasa Kelurahan Wajo, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra)".

Kegiatan pengabdian tersebut dilakukan oleh sejumlah dosen pertanian dalam upaya menambah wawasan masyarakat tentang pengelolaan usaha kuliner baruasa, kata Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM UHO, Munirwan Zani, di Kendari, Rabu.

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM UHO ini berjumlah tiga akademisi Fakultas Pertanian (Faperta) UHO, diketuai oleh Munirwan Zani, SP MSi, kemudian anggota tim Dr Hj Hartina Batoa, MSi, dan Dr Ir Muhammad Arief Dirgantoro.

Ketua Tim Munirwan Sani mengatakan, Baruasa merupakan salah satu jenis kue khas masyarakat Buton, khususnya yang berdomisili di Kota Baubau.

"Baruasa ini sebelumnya hanya digunakan dan dikonsumsi pada acara-acara adat, keagamaan atau kegiatan tertentu di lingkungan masyarakat Buton. Seiring dengan perkembangan zaman, maka saat ini baruasa sudah menjadi salah satu produk yang dibuat sebagian masyarakat untuk dijual dan menjadi salah satu oleh-oleh khas Buton," katanya.

Upaya ini, kata Munirwan, memberikan dampak positif, karena disamping dapat melestarikan keberadaan baruasa itu sendiri, juga mampu memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

"Bahan baku dalam pembuatan kue baruasa adalah tepung beras, tepung terigu, telur ayam, gula pasir, minyak goreng, kacang tanah, vanili, TBM dan soda kue. Semua bahan tersebut cukup tersedia dan dapat diperoleh dengan mudah di Kota Baubau, sehingga ketersediaan bahan baku dapat terjamin dan proses produksi dapat dilakukan secara kontinyu," katanya.

Munirwan menyebutkan mitra dalam pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah dua kelompok usaha yang memproduksi kue baruasa, yaitu "Usaha Bersama Barokah" dan "Usaha Baruasa Kita".

Usaha Bersama Barokah dibentuk sejak tahun 2013 dengan jumlah anggota kelompok sebanyak empat orang dan Usaha Baruasa Kita dibentuk sejak tahun 2015 dengan jumlah anggota kelompok sebanyak tiga orang.

"Kedua kelompok usaha tersebut dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga dengan tujuan untuk meningkatkan penghasilan rumah tangga. Oleh karena suami mereka tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Baruasa merupakan salah satu jenis kue khas Buton yang dibuat dari bahan baku utama tepung beras," katanya.

Menurut Munirwan, sampai saat ini permasalahan utama mitra adalah pada aspek produksi, manajemen usaha dan pemasaran produk.

Pada aspek produksi, lanjut Munirwan, yang menjadi permasalahan adalah minim dan terbatasnya peralatan produksi yang digunakan, sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan masih rendah.

Terbatasnya peralatan produksi tersebut kata dia, disebabkan mitra tidak memiliki modal yang cukup untuk mengadakan peralatan produksi yang memadai.

"Sedangkan pada aspek manajemen usaha yang menjadi kendala adalah minimnya pengetahuan dan keterampilan mitra dalam melakukan pengelolaan keuangan. Usaha mitra belum memiliki pembukuan keuangan, dan penggunaan keuangan usaha masih bercampur dengan penggunaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara pada aspek pemasaran, mitra belum memiliki media promosi dan produk yang dipasarkan masih menggunakan kemasan plastik tipis dan belum berlabel," ujarnya.

Disebutkan, kegiatan yang dilakukan dalam PKM meliputi sosialisasi kegiatan PKM, pengadaan mesin dan peralatan produksi, penyuluhan manajemen usaha, bimbingan teknis pembuatan pembukuan keuangan usaha, pembuatan kemasan produk yang standar dan berlabel, serta pembuatan brosur sebagai media promosi produk.

Kegiatan tersebut berlangsung sejak dari bulan Maret sampai Oktober tahun 2018. Melalui kegiatan tersebut diharapkan semua permasalahan yang dihadapi mitra dapat teratasi dan sasaran kegiatan PKM dapat tercapai.

"Adapun sasaran kegiatan PKM ini meliputi, yang pertama adalah peralatan produksi yang dibutuhkan mitra dalam melakukan proses produksi terpenuhi sehigga mampu meningkatkan kapasitas produksi kue baruasa. Yang kedia adalah pengetahuan anggota kelompok usaha mitra tentang manajemen usaha yang efektif dan efisien mulai dari perencanaan sampai evaluasi kegiatan usaha meningkat," katanya.

Sasaran berikutnya adalah usaha mitra memiliki pembukuan keuangan usaha, terciptanya kemasan produk yang standar dan berlabel, terciptanya brosur sebagai media promosi produk yang dihasilkan mitra, dan adanya peningkatan pendapatan usaha mitra.


(T.KR-SPR/B/T007/C/T007) 08-08-2018 21:32:20

Pewarta : Suparman
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024