Kendari (Antaranews Sultra) - Petani di beberapa daerah di Kabupaten Konawe Selatan dan sebagain di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, memilih untuk mengembangkan tanaman jahe gajah karena dinilai mudah dikembangkan dan cepat menghasilkan uang.

Di Kota Kendari misalnya, kata Kepala Dinas Pertanian Sultra Muhammad Nasir di Kendari, Sabtu, sedikitnya ada liwa dari 10 kecamatan di Kendari yang mulai mengembangkan tanaman jahe gajah.

"Daerah yang kini dijadikan pengembangan jahe di Kabupaten Konawe Selatan kebanyakan di Kecamatan Moramo dan Moramo ?Utara dan sebagian di Kecamatan Wolasi. Sedangkan di Kota Kendari adalah Kecamatan Baruga, Kecamatan Abeli, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan Kendari," katanya.

Pemkab Konawe Selatan terus mendorong petani untuk mengembangkan tanaman jahe gajah sebagai salah satu komoditas rempah yang bernilai ekonomi.

Ia mengatakan,  salah satu alasan petani memilih tanaman jahe gajah karena mudah dikembangkan di daerah itu.

"Tanaman jahe ini mudah dibudidayakan, tidak perlu harus di tempat yang luas, tetapi di pekarangan pun bisa kembangkan," katanya.

Harga pasaran jahe gajah saat ini tercatat Rp10.000 per kilogram di tingkat pengecer, namun di tingkat petani produsen hanya Rp4.000-Rp5.000 per kilogram.

Perbedaan harga yang cukup mencolok itu diduga karena ada permainan di tingkat pedagang pengecer dan pengumpul yang biasa meraih keuntungan jauh lebih besar ketimbang yang diperoleh petani produsen.



 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024