Kendari (Antaranews Sultra) - Harga kedelai lokal maupun impor yang merupakan bahan dasar pembuatan tahu tempe masih tergolong normal sehingga para pengrajin tahu tempe hingga kini tidak perlu ragu karena stoknya masih cukup tersedia.

Keterangan dari Dinas Perindustrian dan Perdangangan Sultra, Kamis, harga kedelai lokal dan kedelai impor masih bersaing antara Rp13.000 dan Rp13.250 per kilogram.

"Biasnya para pengrajin tahu tempe mengalami kepanikan saat stok bahan baku kedelai itu berkurang di pasaran. Namun saat ini stoknya cukup terseida untuk beberapa pekan ke depan," ujar Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra, Muhammad Ali.

Ia mengatakan, meskipun pihaknya tidak mengetahui data stok kedelai yang ada ditingkat pasaran, dari sisi penjualan tampak disaat para pengrajin usaha tahu tempe mengalami kekurangan pasti ketahuan dan harga penjualan tempe dan tahu akan mengalami kenaikan yang tinggi.

Kedelai lokal maupun impor di pasaran sulit dibedakan karena bentuk dan jenisnya mirip, sehingga para pengrajin pun tidak mempermasalahankan sepanjang stoknya tersedia.

? ?"Pada tahun lalu, kedelai lokal dan impor sempat menghilang dipasaran, sehingga pengusaha pengrajin usaha tempe tahu cemas dan panik yang akibatnya berdampak pada penjualan di tingkat konsumen," ujar Ali.

Di pasar tradisional Baruga misalnya, harga tahu masih tetap stabil yakni Rp5.000 per lima potong ukuran jumbo, sedangkan tempe 4 buah seharga Rp4.500.

"Terkadang juga bila harga dolar terhadap rupiah naik, otomatis berpengaruh terhadap harga kedelai yang notabene mencukupi kebutuhan bahan dasar tahu tempe khusus kedelai impor," tutupnya.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024