Andoolo (Antaranews Sultra) - Pengusaha penggilingan di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara cemas karena gabah terancam rusak akibat curah hujan tinggi yang melanda wilayah tersebut.

Pengusaha penggilingan Saharuddin (48) di Andoolo, Selasa, mengatakan gabah petani tertapung di lantai jemur karena hujan terus? mengguyur dua pekan terakhir.

"Gabah puluhan ton siap jemur dan lantai jemur tidak ada masalah karena dapat menampung stok gabah yang ada. Namun menjadi masalah hujan terus menerus," kata Saharuddin.

Selain gabah yang menumpuk di lantai jemur beberapa pekan mengalami pembusukan atau rusak juga kualitas beras hasil gilingan tidak sesuai harapan.

"Biasanya ada beras nampak kehitam-hitaman, kuning dan banyak patahan. Hal itu disebabkan proses pengeringan gabah tidak maksimal atau dipanen belum matang," katanya.

Penggarap sawah Surdayat (46) mengatakan curah hujan tinggi dan berkepanjangan memaksa panen sebelum waktunya karena terancam banjir.

"Panen padi pada musim hujan? berdampak pada kualitas beras. Kadang-kadang dipanen sebelum matang dan lama menumpuk digundang sehngga kualitas merosot," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, petani yang sudah membentuk kelompok mengharapkan bantuan pengeringan gabah modern untuk mempertahankan kualitas beras.

"Mesin pengering gabah modern yang menggunakan tenaga listrik dibutuhkan petani saat musim hujan," ujarnya.

Harga gabah basah di tingkat petani turun Rp4.000 per kilogram dari sebelumnya mencapai Rp6.000 per kilogram.

 

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024