Baubau (Antaranews Sultra) - Ketua Umum Pengurus Besar Percasi Grand Master (GM) Utut Adianto mengharapkan lahirnya pecatur dengan prestasi dunia dari Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Dengan banyaknya pertandingan-pertandingan yang digelar di Baubau maupun di seluruh Sultra, kita optimistis akan lahir pecatur hebat," katanya saat membuka pertandingan simultan atlet catur se-Sultra yang berhadapan dengan pecatur andalan nasional GM Susanto Megaranto di Kota Baubau, Sabtu.

Dalam ajang yang dihadiri Ketua Umum Pengprov Percasi Sultra, AS Thamrin dan Ketua Umum Percasi Kota Baubau Idrus Taufiq Saidi itu, tidak kurang dari 50 pecatur se-Sultra yang sebagian besar atlet Kota Baubau bertanding melawan Susanto Megaranto yang meraih gelar GM dalam Olimpiade Catur ke-36 yang berlangsung di Spanyol tahun 2004 itu.

Utut Adianto yang juga Wakil Ketua Bidang Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) itu menyatakan bahwa Uni Soviet bisa dijadikan rujukan untuk bisa melahirkan atlet-atlet catur dunia.

"Di Uni Soviet, bahkan seorang atlet catur bergelar GM masih terus berlatih dan bertanding," katanya.

Ia menyatakan saat berkunjung ke berbagai daerah di Tanah Air, ia selalu memotivasi pihak berwenang agar secara berkelanjutan mengadakan kegiatan pertandingan guna melahirkan atlet berprestasi.

Diakuinya bahwa tidak sedikit daerah-daerah yang belum melengkapi peralatan seperti jam catur, padahal itu komponen penting. "Saya sudah menyumbang beberapa bagi daerah yang belum memiliki jam catur itu," tambahnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Baubau, Dr Ir Hado Hasina dalam sambutannya menyatakan hadirnya pengurus Percasi Pusat di daerah sebagai upaya mengembangkan olahraga "asah otak" tersebut bisa ditingkatkan.

"Jadi, kita perlu mensyukuri hadirnya GM Utut Adianto. Selain itu, yang belum memiliki ilmu atau keahlian catur seperti GM Susanto Megaranto untuk bersabar dan terus ditingkatkan," katanya.

Menurut Hado, untuk meningkatkan kemampuan bermain catur, "skill" olahraga itu harus dijaga dan ditekuni. Sebab tidak akan berarti apa-apa kalau kemampuan tidak ditingkatkan.

"Ini juga harus dimotivasi. Makanya pelatih sangat penting untuk melahirkan atlet-atlet catur, sehingga muncul pemain catur hebat daerah kita," ujarnya.

Hado yang juga Kadis Perhubungan Sultra mengatakan, pemain catur yang memiliki kemampuan untuk tidak menyia-nyiakan peluang dan kesempatan untuk menentukan dan menunjukan kemampuan sehingga bisa memperoleh hasil maksimal.

"Bisa kita bayangkan pemain catur tingkat dunia. Mereka bisa memiliki pendapatan dengan bayaran yang cukup besar dan mengangkat nama daerah dan negaranya,"ujarnya.

Oleh karena itu, dia mengajak pemain catur yang memiliki keahlian olahraga tersebut dapat mengembangkannya dengan wadah Percasi, sehingga diharapkan ke depan lahir atlet yang bisa membawa nama baik daerah maupun negara Indonesia.

Dari rujukan yang ada, Susanto Megaranto dikenal sebagai GM termuda di Indonesia pada usia 17 tahun, dan itu memecahkan rekor gurunya, Utut Adianto, yang meraih gelar yang sama pada usia 21 tahun di Olimpiade 1986, Dubai, Uni Emirat Arab.

Segudang prestasi lain yang diraih Susanto sebelum meraih GM, yakni juara III kejuaraan dunia junior kelompok umur 12 pada tahun 1999 di Oropessa, Spanyol.

Sebelumnya, peringkat ke-5 kejuaraan dunia junior kelompok umur 14 tahun pada tahun 2001 juga di Oropessa, Spanyol, juara III Olimpiade Catur Remaja 2002 di Kuala Lumpur, Malaysia, serta meraih medali perak SEA Games XXII/2003, Vietnam.





 

Pewarta : Andy Jauhary dan Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024