Kendari (Antaranews Sultra) - Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, menetapkan status darurat bencana banjir untuk Kecamatan Asera, Kecamatan Andowia, Kecamatan Langkikima dan Kecamatan Landawe.

Kepala Bidang Kedararutan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara Jasmidin melalui saluran telepon dari Wanggu, Rabu, mengatakan warga yang terkena dampak banjir akibat curah hujan tinggi dua pekan terakhir masih diselimuti perasaan was-was kemungkinan banjir susulan.

"Air bah dengan cepat merendam dua kecamatan yang berstatus darurat bencana akibat luapan air bah dari Sungai Lasolo, Anggomate dan Amolawe," kata Jasmidin.

Status darurat bencana Kecamatan Asera dan Kecamatan Andowia sudah mendapat pengesahan atau pernyataan dari Bupati Konawe Utara Ruksamin untuk dilaporkan kepada pemerintah pusat melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional di Jakarta.

Data BPBD Konawe Utara bahwa Desa Walalindu dan Desa Tapawatu di Kecamatan Asera serta enam desa Kecamatan Andowia masih terendam banjir setinggi 1,5 meter.

Rumah yang terendam di Desa Walalindu sebanyak 20 unit rumah dan 30 unit rumah di Desa Tapawatu. Sedangkan di Kecamatan Andowia tercatat empat desa yang juga masih terendam banjir.

Cura hujan tinggi yang sudah berlangsung dua pekan mengakibatkan ruas jalan trans Sulawesi melalui Kabupaten Konawe Utara (Sultra) dengan Kabupaten Morowali (Sulteng) tidak dapat dilalui kendaraan karena genangan air dan arus keras yang tidak memungkinkan. 

Baca juga: DPRD: antisipasi wabah penyakit korban banjir Konawe Utara

Informasi yang dihimpun menyebutkan permukaan air bah di Desa Landawe dan Desa Tambakua, Kecamatan Landawe sudah mulai surut sedangkan ketinggian air di Kecamatan Langkikima belum menunjukan tanda-tanda surut.

Warga Kecamatan Langkikima yang terdampak musibah banjir sebanyak 360 jiwa masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang disiapkan tim gabungan dari institusi pertolongan kemanusiaan.


(T.S032/B/Y008/C/Y008) 23-05-2018 13:48:24

Pewarta : Sarjono
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2025